THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 03 Desember 2010

pernikahanku

Kamis, 2 Desember 2010 adalah hari yang bersejarah bagiku, bahkan sangat bersejarah karena hari itulah hari yang kami tunggu. Hari dimana semua orang disekelilingku tersenyum dan hari dimana jantungku dipaksa bekerja cepat melawan semua kegelisahan.

Yah itulah hari pernikahanku dengan tunanganku Rayi Priastianti,
Detik-detik berjalan dan sampailah kami di suatu acara akad nikah yang dilaksanakan di kantor urusan agama Sungai Tabuk Martapura Lama. sungguh kegugupan mulai menyerangku di detik-detik pengucapan Akad nikah, bibirku terasa gemetar, jantungku berdegup kencang sampai akhirnya di bibirku terucap kalimat " Saya terima nikahnya Rayi Priastianti binti Minto Rahadi dengan maharnya dua puluh lima ribu rupiah dibayar tunai ".
Alhamdulillah ya Allah saksi yang hadir mengucapkan " Sah " dan sejak saat itu kami resmi menjadi pasangan suami istri. Alhamdulillah hilanglah segala kecemasan, gugup dan khawatir di otak dan seluruh badanku....Alhamdulillah
Semoga kami menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. aminnnnn ya Allah.
saatnya pulang dan menunggu hari resepsi perkawinan kami tanggal 5 Desember nanti

Selengkapnya »»

Sabtu, 23 Oktober 2010

Syekh M. Nafis bin Ideris bin Al Husien Al Banjary

Sejarah permulaan masuk dan perkembangan Islam di Banjarmasin pada dasarnya tidak lepas dari jasa, peranan dan perjuangan para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang hidup pada masa dulu. Salah satu dari sekian banyak para ulama dimaksud yang cukup populer namanya tidak hanya di banua, akan tetapi juga di Asia Tenggara adalah Syekh M. Nafis bin Ideris bin Al Husien Al Banjary. Di samping dikenal sebagai ulama yang ahli di bidang syariat (fiqih) beliau juga ahli di bidang tasawuf, dan telah menulis sebuah kitab yang berjudul Al-Durr al-Nafis, di mana sampai sekarang isi dari kitab tersebut masih menjadi materi perdebatan kontroversi para ulama, karena ajaran-ajaran tasawufnya yang dianggap beraliran Wahdatul Wujud. Siapakah Syekh Muhammad Nafis? Bagaimana sejarah kehidupan dan perjuangan dakwahnya? Dan bagaimanakah pemikiran paham tasawufnya? Adalah sejumkah pertanyaan menarik untuk dikaji lebih jauh lagi. Tulisan singkat ini berusaha untuk membutiri kembali sejarah kehidupan, perjuangan dan pemikiran beliau.

Muhammad Nafis merupakan seseorang yang berasal dari kalangan bubuhan keluarga bangsawan kerajaan Banjar. Beliau dilahirkan di salah satu desa yang sekarang termasuk sebagai bagian wilayah Martapura. Secara pasti tahun kelahiran beliau belum dapat dipastikan, namun menurut Laily Mansur merujuk pada kitab Al-Durr al-Nafis yang ditulisnya bertahun 1200 H atau 1785 M, dan jika umurnya waktu itu lebih kurang 50 tahun, maka diperkirakan beliau dilahirkan pada tahun 1150 H/1735 M. Akan tetapi karena beliau dikatakan hidup sezaman dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary yang lahir pada tahun 1122 H/1710 M maka penulis lebih condong dan berasumsi bahwa umur beliau tentu tidak jauh beda dengan usia Muhammad Arsyad. Karena itu besar kemungkinan tahun kelahiran Muhammad Nafis sama atau mendekati tahun kelahiran Muhammad Arsyad, bedanya hanyalah lebih muda atau lebih tua, yakni antara tahun 1700-1720.
Adanya bakat dan kecerdasan yang tinggi dibanding dengan teman-teman sebayanya waktu itu, kelebihan-kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain, dan tanda-tanda akan menjadi seorang ulama besar, sebagaimana yang juga terlihat dalam diri Syekh Muhammad Arsyad, membuat Sultan Banjar tertarik. Sehingga pada akhirnya Muhammad Nafis pun dikirim ke Mekkah bersama Muhammad. Arsyad untuk belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama serta ilmu-ilmu lainnya yang berguna untuk diterapkan dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Banjar ketika itu. Salah satu dari ilmu agama yang digelutinya, bahkan menjadikan ia populer adalah ilmu tasawuf. Dalam ilmu tasawuf dan tariqat ini Muhammad Nafis telah berguru kepada Syekh Abdullah Ibn Hijazi al Syarkawi al Misri, Syekh Siddiq Ibn Umar Khan, Syekh Muhammad Ibn Abdul Karim Samman al Madani, Syekh Abdurrahman Ibn Abdul Aziz al Maghribi dan Syekh Muhammad Ibn Ahmad al Jauhari. Karena itu sebenarnya di bidang ilmu tasawuf dan tariqat yang seguru dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary dan Abdussamad Al Palimbani.
Ahmadi Isa memperkirakan bahwa Muhammad Nafis pulang ke Banjarmasin pada tahun 1210 H/1795. Di mana pada masa itu yang memerintah di kerajaan Banjar adalah Sultan Tahmidillah (Raja Islam Banjar XVI, 1778-1808 M). Setelah kembali ke Banjarmasin ia lebih mengarahkan dakwahnya ke daerah Kelua (Kabupaten Tabalong) dan sekitarnya sebagai daerah penting di pedalaman Kalimantan Selatan, jantung penyebaran Islam dan kunci masuk menuju daerah Kalimantan Timur. Sehingga dalam abad XVIII dan abad XIX daerah Kelua merupakan pusat penyiaran Islam di bagian Utara Kalimantan Selatan dan memiliki andil dalam gerakan-gerakan penyebaran Islam sampai kepada masa perjuangan merebut kemerdekaan.
Melihat lokasi yang menjadi medan gerak dakwahnya di atas penulis berasumsi bahwa besar kemungkinan kembalinya Syekh Muhammad Nafis ke banua terkemudian dari Syekh Muhammad Arsyad, itulah sebabnya ia lebih mengarahkan gerakan dakwahnya ke daerah Kelua dan sekitarnya yang masih kosong dan memerlukan pembinaan keagamaan. Karena perjuangan dakwah untuk Banjarmasin, Martapura dan daerah sekitarnya telah diisi oleh Syekh Muhammad Arsyad, sedangkan perjuangan dakwah untuk daerah bagian Selatan Banjarmasin seperti Rantau, Tambarangan dan sekitarnya dilakukan oleh Datu Sanggul, dan daerah Paringin-Balangan oleh Datu Kandang Haji.
Di samping itu boleh jadi pula bahwa dijadikannya Kelua sebagai pusat gerakan dakwahnya, disebabkan oleh ketidaksenangan Muhammad Nafis terhadap Belanda yang waktu itu sudah mulai ikut campur dan menguasai pusat kerajaan Islam Banjar. Kelua juga merupakan daerah yang strategis untuk kegiatan dakwah dan penyebaran agama Islam, karena letaknya di bagian utara kerajaan Islam Banjar waktu itu merupakan kunci masuk dan wilayah perbatasan antara wilayah kekuasaan kerajaan Banjar (Kalimantan Selatan) dengan wilayah Kalimantan bagian Tengah dan Kalimantan Bagian Timur.
Berbeda dengan Syekh Muhammad Arsyad yang lebih populer sebagai ulama syariat (ahli fiqih), Muhammad Nafis lebih dikenal sebagai seorang yang ahli tasawuf atau ulama tasawuf sampai ke negara-negara Asia Tenggara melalui bukunya Al-Durr al-Nafis. Judul lengkapnya adalah Al Durr al Nafis fi Bayan Wahdat al Af’al wa al Asma’ wa al Sifat wa al Zat, Zat al Taqdis, artinya Mutiara yang Indah yang Menjelaskan Kesatuan Perbuatan, Nama, Sifat dan Zat yang Suci, yang menurut riwayat ditulis dalam bahasa Arab Melayu berdasarkan permintaann kawan-kawannya dengan harapan dapat dibaca oleh mereka yang tidak pandai berbahasa Arab, ketika ia masih mukim di Mekkah.
Sebagaimana Syekh Muhammad Arsyad yang mendapatkan ijazah khalifah dalam Tariqat Sammaniyah (Zafri Zamzam), maka Muhammad Nafispun diakui oleh gurunya menguasai ilmu tasawuf dan tariqat yang diajarkan kepadanya dengan baik, sehingga dia diberi gelar oleh gurunya sebagai Syekh Mursyid. Gelar ini merupakan pengakuan bahwa ia boleh mengajarkan tasawuf dan tariqat kepada orang lain. Ketinggian ilmu tasawuf yang dimiliki oleh Muhammad Nafis juga terlihat dari gelar yang diberikan kepadanya, sebagaimana tercantum pada halaman pertama kitab Al-Durr al-Nafis yang ditulisnya, yakni Maulana al Allamah al Fahhamah al Mursyid ila Tariq al Salamah al Syekh Muhammad Nafis Ibn Idris al Banjary. Itulah sebabnya wajar jika kitabnya tersebut memiliki pengaruh yang luas terhadap orang-orang yang hidup di zamannya, dan sesudahnya, serta tersebar ke berbagai daerah di Nusantara, bahkan Timur Tengah.
Berdasarkan kajian bahasan, kitab Al-Durr al-Nafis tersebut berisikan ajaran-ajaran tasawuf yang tinggi sehingga dikatakan, “adalah rahasia yang amat halus dan perkataannyapun amat dalam, tiada mengetahui yang demikian kecuali ulama yang rasikh/ulama yang tinggi ilmu agama”. Sayangnya naskah asli yang di tulis tangan sendiri oleh pengarang, sampai sekarang belum ditemukan. Padahal menurut Laily Mansur pengaruh kitab ini cukup luas di kalangan masyarakat dan cukup dikenal oleh kaum muslimin di daerah Asia Tenggara yang berbahasa Melayu, selalu dibaca orang sejak terbitan pertama hingga sekarang, dicetak di Saudi Arabia, Mesir, Singapura dan Indonesia serta berpengaruh dalam risalah Amal Ma’rifah karangan Abdurrahman Siddiq Al Banjary tahun 1322 H dan risalah Kasyful Asrar karang Muhammad Saleh bin Abdullah Mangkabawi tahun 1344 H.
Berdasarkan naskah kitab tersebut oleh Laily Mansur disimpulkan bahwa kitab tersebut mengandung ajaran-ajaran tasawuf yang berintikan tauhid dalam struktur yang sistematis, pokok-pokok ajaran tasawuf yang terkandung di dalamnya meliputi maqamat, Tuhan, kejadian manusia, hubungan manusia dengan Tuhan yang kesemuanya mempunyai hubungan diales antara yang satu dengan yang lain hingga bernatijah bahwa wujud itu hanya satu. Laily Mansur menilai bahwa ajaran tasawuf Muhammad Nafis dipengaruhi oleh filsafat khususnya filsafat Neo Platonisme. Kemudian tauhid dalam ajaran Muhammad Nafis adalah tauhid sebagaimana yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi dan Abdul Karim Al Jilli, yakni yang ada hanyalah Allah dan selain Dia adalah tidak ada, kalau selain Dia itu ada maka cara beradanya adalah melalui tajalli atau kezahiran hingga Dia berada di tiap zarrah ujud, dengan demikian paham tasawuf yang dikandung dalam kitabnya tersebut adalah paham wahdatul wujud yang melihat bahwa segala yang ada terdiri dari aspek luar (aradh dan al Khalq) dan aspek dalam atau batin/jauhar (yakni al haq), paham ini dipelopori oleh Ibnu Arabi, Abdul Karim Jilli, Jalaluddin Rumi. Pokok pembahasan tentang tauhid tersebut mencakup tauhid af’al, tauhid asma, tauhid sifat dan tauhid zat.
Berdasarkan gambaran di atas pemikiran tasawuf Muhammad Nafis dapat dimasukan kepada corak pemikiran tasawuf falsafi yang berpaham Kesatuan Wujud atau Wahdatul Wujud. Sehingga ada beberapa ulama yang secara keras menyatakan bahwa ajaran yang terkandung dalam kitab Al-Durr al-Nafis tersebut haram untuk dipelajari dan dikaji. Bahkan ada pula yang lebih keras menyatakan bahwa barang siapa yang mempelajari bahkan meyakini isi dan ajaran dalam kitab tersebut maka ia menjadi kafir, sebab kitab tersebut mengajarkan paham Wahdatul Wujud sebagaimana difatwakan oleh mufti kerajaan Johor, Sayyid Alwi Thahir Haddad. Untuk itulah Hawash Abdullah penulis buku Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara menjelaskan bahwa pada zaman Indonesia dijajah oleh Belanda, mempelajari kitab ini diharamkan. Sehingga ada ulama yang kemudian juga menfatwakan bahwa kitab tersebut berisi ajaran yang sesat menyesatkan. Boleh jadi hal ini merupakan salah satu siasat politik Belanda, karena Belanda paham betul bahwa apabila orang sudah mempelajari ilmu tasawuf secara lurus dan mantap, maka orang tersebut tidak takut mati dan berjuang waja sampai kaputing memerangi penjajah yang dianggap kafir. Hawash Abdullah pada tahun 1972 juga pernah melakukan pelacakan ke berbagai daerah dan kepada para ulama untuk mengetahui secara pasti tanggapan mereka terhadap isi kitab tersebut, seperti di Pontianak Kalimantan Barat. Sayangnya di antara ulama yang mengecam kitab tersebut ada yang belum pernah membaca atau mempelajari kitab Al-Durr al-Nafis, tidak mengetahui secara pasti isi kitabnya dan bagian-bagian mana saja dari kitab tersebut yang dianggap salah dan menyimpang. Karena itulah selanjutnya argumentasi kelompok yang mengharamkan dan menganggap kitab Al-Durr al-Nafis sesat adalah lemah. Sebab kalau kitab Al-Durr al-Nafis tersebut menyesatkan, mengapa ia dipelajari oleh para ulama di Nusantara sejak beredarnya tahun 1200 H hingga sekarang, belum seorangpun di kalangan ulama sufi yang mengatakan bahwa kitab ini tidak berdasarkan Al Qur’an dan Hadits.
Ahmadi Isa berpendapat bahwa kitab Al-Durr al-Nafis yang dikarang oleh Muhammad Nafis itu berisi ajaran-ajaran Tauhid yang terjalin kelindan dengan tasawuf yang kadang-kadang sulit dan rumit, kecuali bagi ulama yang luas pengetahuan agamanya, paling tidak sudah mempunyai dasar-dasar ilmu fiqih, tauhid dan tasawuf yang memadai. Pokok bahasan dan penjelasan di dalam kitab Al-Durr al-Nafis nampaknya berangkat dari ilmu tauhid, pengarangnya mendukung aliran tauhid Sunni Al Asy’ari sambil mengkirtik dan menyanggah aliran Mu’tazilah dan Jabariyah. Kemudian dia kembangkan tauhid para sufi sambil menolak paham hulul Al Hallaj dan Ittihad Abu Yazid Al Bustami. Di sisi lain dia menjembatani atau memadukan ajaran tasawuf sunni dengan tasawuf filosofis, antara lain dia padukan antara paham wahdatul syuhud dengan paham wahdatul wujud. Hal inilah yang pada akhirnya mengundang pendapat pro dan kontra terhadap ajaran tasawuf dalam karya tulisnya Al-Durr al-Nafis tersebut.
Akibat kontroversi, pro dan kontra tersebut setidak-tidaknya menurut Asmaran.AS. ulama yang menilai ajaran tasawuf kitab Al-Durr al-Nafis terbagi menjadi tiga kelompok. Pertama kelompok yang memandang bahwa kitab Al-Durr al-Nafis adalah kitab tasawuf yang tidak boleh diajarkan, karena dianggap banyak mengandung kesalahan, atau tidak sejalan dengan ajaran tasawuf mazhab ahlussunnah waljamaah. Kedua kelompok yang melihat bahwa karena kitab Al-Durr al-Nafis sebagai kitab tasawuf yang mengandung ajaran tinggi, sebagaimana dikatakan oleh pengarangnya sendiri bahwa hanya ulama yang rasikh (tinggi pengetahuan agamanya) sajalah yang dapat memahami isi dan materi kitab tersebut, maka ia tidak boleh diajarkan kepada sembarang orang. Karena itulah menurut kelompok kedua ini hanya orang-orang tertentu atau mereka yang memenuhi syarat saja yang boleh mempelajari dan membacanya. Kemudian kelompok ketiga berpendapat bahwa kitab Al-Durr al-Nafis mempunyai kedudukan yang sama dengan kitab tasawuf pada umumnya. Karena itu sebagai salah satu aspek ajaran Islam ia tidak boleh dirahasiakan, setiap orang mukmin boleh mempelajari dan membacanya.

Selengkapnya »»

Jumat, 22 Oktober 2010

Kisah syekh Abulung

Sejarah mencatat, bahwa perkembangan tasawuf di Indonesia –dan juga di Tanah Banjar– tidak hanya didominasi oleh aliran tasawuf akhlaki yang dikenalkan sufi Hasan al-Basri ataupun Junaid al-Baghdadi, tetapi juga aliran tasawuf wahdatul wujud yang dipelopori oleh Abu Yazid al-Bustami (874 M) dengan paham al-Fana al-Baqa dan al-Ittihad, Husien ibnu Mansur al-Hallaj (858-922 M) dengan paham al-Hulul, dan Muhyiddin Ibnu Arabi (1165 M-1240), dengan teori Khalq dan al-Haq.

Pengaruh pemikiran tasawuf wahdatul wujud terlihat dari paham tasawuf yang disampaikan Hamzah Fansuri (dari Aceh), Syekh Syamsuddin as-Sumatrani (Sumatera), Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang dengan konsep Manunggaling Kawula Gusti-nya (Jawa). Sementara, untuk kawasan Kalimantan, khususnya Tanah Banjar tokoh tasawuf yang dianggap wahdatul wujud dan sangat populer adalah Syekh Abdul Hamid Abulung.

Legenda tentang ajaran dan meninggal Syekh Abulung sampai sekarang masih kontroversial. Kemunculan dan kepergiannya dianggap sangat mengejutkan dan menggemparkan berbagai kalangan dan masyarakat luas, karena ajaran tasawuf wahdatul wujudnya. Pengaruhnya sangat besar ketika ia menyatakan bahwa syariat yang diajarkan pada masanya adalah kulit dan belum sampai kepada hakikat dan menyatakan statement baru bahwa “Tiada yang maujud melainkan hanyalah Dia, tiada aku melainkan Dia, Dialah aku dan aku adalah Dia”. Walaupun tidak meninggalkan karya tulis dan lebih bersifat tokoh lokal, namun ketokohan Abdul Hamid diakui dan ajarannya –yang dikenal dengan istilah Ilmu Sabuku– disampaikan oleh orang-perorang hingga sekarang secara lisan. Siapakah Syekh Abdul Hamid Abulung dan bagaimana paham tasawuf wahdatul wujudnya?

Tulisan-tulisan yang mengungkapkan sejarah hidup dan pemikiran Syekh Abulung sebagai salah seorang icon khazanah intelektual Islam Banjar sangat sedikit, dan bisa dihitung dengan jari. Dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang mengupas tentang riwayat hidup, perjuangan, pemikiran dan karya tulis Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, atau pula pula Syekh Muhammad Nafis bin Ideris bin Husien al-Banjari yang meninggalkan karya tulis Ad-Durr al-Nafis dan namanya termaktub dalam salah satu entri di Ensiklopedi Islam Indonesia, sehingga dikenal tidak hanya di Tanah Banjar akan tetapi juga di Asia Tenggara. Lebih-lebih lagi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari atau Datu Kalampayan, penulis kitab Sabil al-Muhtadin.

Secara khusus, Syekh Abdul Hamid memang tidak meninggalkan karya tulis yang bisa dirujuk untuk mengkaji paham tasawufnya, tahun kelahirannyapun tidak diketahui secara pasti. Karena itulah dan sampai sekarang figur tokoh ini masih menyisakan sejumlah misteri, baik berkenaan dengan riwayat hidup maupun ajaran tasawufnya. Walaupun demikian, dalam salah riwayat misalnya hasil penelitian Sahriansyah dan Syafruddin (2003) berkenaan dengan Studi Naskah Risalah Tasawuf Syekh Abdul Hamid Abulung dikatakan bahwa Abdul Hamid bukanlah asli orang Banjar, tetapi ia berasal dari negeri Yaman dan lahir pada tahun 1148 H/1735 M dan wafat 12 Dzulhijjah 1203/1788M. Sementara, ketika hukuman mati diputuskan pada tanggal 12 Dzulhijjah 1203 H/1788 M atas perintah Sultan Tahmidullah II (1785-1808 M), di Martapura ia telah berusia 55 tahun. Riwayat lain menjelaskan hukuman mati tersebut atas perintah Sultan Adam, karena pada masa inilah syariat Islam dalam bentuk Undang-Undang Sultan Adam atau UUSA diterapkan di seluruh wilayah kerajaan Islam Banjar. Syekh Abulung kemudian dimakamkan di Kampung Abulung Sungai Batang Martapura.

Berdasarkan pendapat ini, maka hitungan usia Syekh Abdul Hamid jelas lebih muda dari usia Syekh Muhammad Arsyad, yang dilahirkan pada tanggal 15 Shafar 1122 H/19 Maret 1710 M, kurang lebih bertaut 25 tahun.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa Syekh Abdul Hamid Abulung yang dikenal juga dengan sebutan Syekh Abulung hidup sezaman dengan Datu Kalampayan adalah asli orang Banjar, beliau dilahirkan di Kampung Abulung (Sungai Batang, Martapura), yang bersebelahan dengan Kampung Dalam Pagar, yang dilekatkan dibelakang namanya. Karena sudah menjadikan kebiasaan untuk melekatkan atau menisbatkan nama seorang tokoh dengan nama tempat berasalnya, seperti Abdul Qadir “Jailani”, Imam “Nawawi”, Junaid “al-Baghdadi”, Muhammad Arsyad “al-Banjari”, dan sebagainya. Bahkan diungkapkan pula bahwa Abdul Hamid adalah salah seorang putra Banjar yang diberangkatkan ke Mekkah untuk menuntut ilmu agama oleh Sultan, bersamaan dengan keberangkatan Syekh Muhammad Arsyad. Bedanya ketika di Mekkah Syekh Muhammad Arsyad lebih mendalami ilmu syariat –di samping tasawuf–, sedangkan Abdul Hamid lebih mendalami ilmu hakikat (tasawuf) yang membicarakan tentang masalah ketuhanan, karenanya ketika mereka kembali ke daerah ilmu yang mereka ajarkan kepada masyarakatpun sesuai dengan mengutamakan spesifikasi keahlian masing-masing. Pendapat ini dikaitkan dengan kelahiran Abdul Hamid, lemah argumentasinya. Karena rasanya tidak mungkin, sebab waktu berangkat ke Mekkah umur Syekh Muhammad Arsyad kurang lebih 30 tahun, sementara umur Abdul Hamid waktu itu baru 5 tahun, jika benar Syekh Abulung dilahirkan pada tahun 1735.

Menelisik dari gelar yang dilekatkan padanya, sebagaimana dijelaskan Humaidy (Kandil, 2003), secara kultural sebenarnya mengisyaratkan bahwa Abdul Hamid adalah salah seorang tokoh masyarakat Banjar yang disegani, mempunyai kekuatan magis dan supranatural, dan kedudukan sejajar dengan Kepala Adat (termasuk kepala Suku dan Dukun). Demikian juga dengan predikat Syekh yang melekat pada namanya, menunjukkan status ketinggian ilmu yang dikuasainya, terutama dalam ilmu agama sekaligus pula meliputi ketinggian ibadah dan akhlaknya. Di samping itu, secara umum syekh juga mengisyaratkan bahwa penyandang gelar tersebut pernah menuntut ilmu cukup lama di Haramain atau Mekkah dan Madinah (hal ini sinkron dengan pendapat yang menyatakan bahwa Abdul Hamid juga menuntut ilmu ke Mekkah)) dan mempunyai banyak murid yang tersebar, meskipun Abdul Hamid tidak memiliki semacam lembaga pendidikan. Lebih dari itu, sebutan syekh juga mengimplisitkan bahwa orang tersebut mempunyai posisi sangat penting dalam dunia tasawuf dan tarekat, mungkin sebagai khalifah, mursyid, murabbi atau badal.

Sementara, membaca riwayat hidupnya, sejarah hidup Abdul Hamid mirip dengan versi cerita Syekh Siti Jenar, yang ajarannya juga dianggap meresahkan masyarakat, sehingga harus dilenyapkan. Pihak kerajaan Banjar sesudah mendengar berbagai laporan tentang ajaran Syekh Abdul Hamid yang meresahkan, sehingga perlu untuk memanggil dan menguji kebenaran ilmu yang diyakininya. Panggilan yang disampaikan kepadanya dijawab persis seperti jawaban yang dikemukakan oleh Syekh Siti Jenar.

Namun pada akhirnya Abdul Hamid mau menghadap sultan, yang pada akhirnya oleh pihak kerajaan ia divonis hukuman dimasukan dalam kerangkeng besi dan ditenggelamkan ke sungai, namun ia tidak mati bahkan menurut cerita selama dalam kurungannya tersebut ia sempat memberikan pelajaran kepada sepuluh orang yang dikenal sebagai orang sepuluh. Kematian Abdul Hamid menurut versi yang beredar adalah dipenggal leher oleh senjatanya sendiri sebagaimana wasiat yang disampaikannya pada Sultan Banjar, dan pada cucuran darahnya kemudian membentuk tulisan kalimat tauhid laa ilaha illallah.

Menurut Ahmad Basuni (1986:49-51) keputusan menghukum mati Abdul Hamid Abulung tersebut didasarkankan fatwa Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang mengatakan bahwa ajaran tasawuf yang diajarkan Syekh Abdul Hamid Abulung kepada orang awam dapat menyesatkan akidah, membawa kepada syirik dan merusak kehidupan beragama. Namun menurut tulisan dan wawancara penulis dengan Abu Daudi (penulis buku Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari: Tuan Haji Besar), bahwa keputusan hukum bunuh terhadap Syekh Abdul Hamid Abulung bukanlah keputusan atau restu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari sebagaimana pendapat dari sebagian orang, sehingga kata mereka lantaran peristiwa hukum bunuh atau mati terhadap diri Syekh Abdul Hamid itu, mengakibatkan terjadinya hubungan yang tidak sehat diantara kedua keluarga tersebut, yang sampai sekarang katanya masih dirasakan oleh zuriat dari kedua belah pihak. Pendapat yang demikian sama sekali tidak benar. Meskipun Sultan melibatkan Syekh Muhammad Arsyad untuk dimintai pendapat, namun Syekh Muhammad Arsyad tetap mengembalikannya kepada Kerajaan dan menasihatkan agar dapat diselesaikan secara seksama dan bijaksana.

Hal menarik dikaji, pungkala umum yang menjadi sebab dihukum bunuhnya Abdul Hamid menurut tesis umum yang dipegang adalah karena ajaran Ilmu Sebuku atau paham tasawuf Wahdatul Wujud yang diajarkan oleh Abdul Hamid, benarkah demikian? Untuk menjelaskan hal ini, menarik kupasan yang dikemukakan oleh Humaidy (Kandil 2003) bahwa tasawuf Abdul Hamid bukan wahdatul wujud yang ekstrim sebagaimana yang dianut oleh Abu Yazid Bustami, Ibnu Arabi, ataupun Husien Manshur Al-Hallaj. Menurut Humaidy, ajaran tasawuf Abdul Hamid tidak bisa dimasukan dalam aliran ittihad, karena ia masih dalam tingkat fana wal baqa, itulah sebabnya ia hanya menyatakan: “Tiada yang maujud melainkan hanyalah Dia, tiada aku melainkan Dia, Dialah aku dan aku adalah Dia”, sementara ittihad Abu Yazid menyatakan “Aku adalah Engkau dan Engkau adalah Aku” Atau pula jika dibandingkan dengan paham hulul-nya Al-Hallaj, karena Abdul Hamid telah melenyapkan diri dan menyatakan yang ada hanya wujud Tuhannya, sementara Al-Hallaj menyatakan bahwa dirinya telah melebur ke dalam diri Tuhannya. Begitu pula dengan tasawuf Ibnu Arabi yang sudah memakai kata “Engkau” untuk menunjukkan kedekatan dirinya, sedangkan Abdul Hamid masih memakai kata “Dia”.

Lalu jika tidak paham tasawuf yang dianutnya yang menjadi penyebabnya sebagaimana yang terjadi pada diri Hamzah Fansuri dan pengikutnya, Siti Jenar dan murid-muridnya, kira-kira apalagi? Apakah karena intrik dan manipulasi politik ataukah sejarah? Perlu penelitian dan penelusuran kembali jejak-jejak khazanah sejarah Banjar silam guna mengungkapkan fakta kebenaran, untuk menjadi bahan renungan dan pelajaran generasi sekarang, menapak masa depan yang lebih cemerlang.

DATU ABULUNG
Dalam sejarah pemikiran keagamaan di Kalimantan Selatan, pada abad ke-18 terdapat tiga tokoh yang terkenal, yaitu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary, Syekh'Abd Al-Hamid Abulung, dan Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari (Zafry Zamzam, 1979). Dua yang pertama, makamnya terdapat di daerah Martapura, sementara yang terakhir terdapat di daerah Hulu Sungai Utara (Amuntai).

Dibandingkan dengan kubah (makam) Syekh Arsyad Al-Banjari (1707-1812 M) yang di tanah seribu sungai ini lebih dikenal dengan sebutan Datu Kalampayan, kubah Syekh 'Abd Al -Hamid Abulung, yang lebih dikenal dengan sebutan Datu Abulung, tentu saja kurang terkenal. Ini disebabkan, selain karena tidak memiliki karya tulis, 'Abd Al-Hamid juga bisa dikatakan senasib dengan Syekh Siti Jenar di jawa yang meninggal karena dibunuh para wali akibat perselisihan mengenai pandangan keagamaan dalam tasawuf.

Baik Syek Siti Jenar maupun Syekh 'Abd Al-Hamid Abulung, keduanya sama-sama mengajarkan satu cabang filsafat yang kini kurang populer, yaitu metafisika. Pemikiran mereka sama dengan pemikiran Henry Bergson pada masa modern, Lao Tse dan Krishnamurti. di Timur, Paraselsus dan Plato serta Plotinus di masa Yunani, serta beberapa filusuf awal dalam pemikiran Islam.

Meskipun demikian, nasib Syekh 'Abd Al-Hamid agaknya lebih beruntung ketimbang Siti Jenar, sebab ia nyaris tidak memiliki citra yang pejoratif. Setidaknya ini tersirat dalam kenyataan bahwa dalam tradisi mamangan (bacaan semacam doa) Banjar, namanya juga sering disebut dan disandingkan dengan Syekh Arsyad Al-Banjari. Hal ini membuktikan, meskipun ajarannya dianggap menyimpang oleh jumhur ulama Banjar, namun di mata masyarakat Syekh 'Abd Al-Hamid tetap dianggap wali.

Histrogafi Syekh 'Abd Al-Hamid
Sukar melacak kapan tepatnya saat Syekh 'Abd Al-Hamid dilahirkan. Seperti halnya Syekh Siti Jenar, kehidupan Syekh 'Abd Al-Hamid pun secara umum sukar dilacak datanya. Namun demikian, yang pasti ia menyaksikan Kesultanan Banjar dipimpin oleh Sultan Tamhid Allah, yang berkuasa pada 1778-1808 M.

Di masa kekuasaan Sultan Tamhid Allah, kondisi politik Kesultanan Banjar mulai tidak kondusif. Perebutan kekuasaan antar pembesar kesultanan seringkali terjadi. Hal inilah yang mendorong Sultan Tamhid Allah bekerjasama dengan Belanda, untuk mempertahankan kekuasaannya. Sebagai kompensasinya, Sultan Tamhid Allah harus menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya kepada Belanda. Hal ini terjadi pada 1787 M (Kutoyo dan Sri Sutjianingsih, 1977).

Meski kondisi politik Kesultanan Banjar tidak lagi kondusif, Banjar tetap menjadi pusat perdagangan yang paling strategis di wilayah Kalimantan. Kekayaan alamnya yang melimpah, seperti intan, emas, lilin, damar dan sarang burung walet yang merupakan komoditas internasional paling laris, menyebabkan Banjar tetap menjadi incaran para pedagang dari jawa, Makassar, Portugis, Inggris, dan Belanda. Ini artinya, Kesultanan Banjar yang terletak di pesisir pantai selatan Kalimantan merupakan wilayah terbuka, baik untuk kepentingan dagang, politik, maupun penyebaran agama.

Walaupun Kesultanan Banjar dikenal sangat terbuka bagi masyarakat pendatang dari berbagai penjuru dunia, yang berbeda etnik maupun agama, para pembesar kesultanan dikenal sangat taat memeluk Islam. Untuk menunjang spiritualnya itu, para penguasa Banjar mengangkat para ulama menjadi guru spiritualnya, sekaligus menjadi pejabat-pejabat kesultanan.

Konon Syekh 'Abd Al-Hamid, dalam salah satu sumber, pernah mendapatkan perlakuan istimewa oleh para Kesultanan Banjar. Dalam penelitian H.A. Rasyidah disebut Syekh 'Abd Al-Hamid pernah menjabat posisi strategis di Kesultanan Banjar tepatnya sebagai mufti (Rasyidah: 1990). Tapi tampaknya, hasil penelitian H.A. Rasyidah kurang bisa diterima oleh kalangan sejarawan. Pasalnya, seperti diutarakan Zafry Zamzam Steenbrink, dan Azyumardi Azra, kedatangan Syekh 'Abd Al-Hamid ke Kalimantan Selatan, adalah beberapa tahun setelah Arsyad Al- Banjari kembali dari Arabia. Padahal, Arsyad Al-Banjari langsung diangkat menjadi mufti. Pertanyaannya, kalau Arsyad Al-Banjari diangkat mufti sekembalinya dari Arabia, lantas kapan 'Abd Al-Hamid berkesempatan menjadi mufti?

Terlepas kontroversi jelas 'Abd Al-Hamid pernah leluasa mengajarkan pandangan tasawuf wahdah al-wujud (wujudiyyah) Ibn 'Arabi' (1165-1240). Pandangan tasawuf wahdah al-wujud yang dianut Syekh 'Abd Al-Hamid ini dipengaruhi aliran ittihad-nya Abu Yazid Al-Busthami (w. 873 H) dan hulul-nya Al-Hallaj (w. 923 H) yang masuk ke Indonesia melalui Hamzah Fansuri dan Syams Al-Din Al-Sumatrani serta Syekh Siti Jenar dari jawa.

Perlu dicatat disini, agaknya puritanisme ajaran tasawuf Hamid ini banyak dipengaruhi kondisi sosial Kesultanan Banjar yang sangat terbuka bagi siapapun yang ingin "berinvestasi," termasuk aliran agama di Banjar. Keterbukaan yang dikondisikan inilah, yang memudahkan Syekh 'Abd Al-Hamid mempelajari tulisan-tulisan para penganut tasawuf falsafi tersebut.

Kesempatan Syekh 'Abd Al-Hamid mengembangkan ajaran wujudiyyah mulai mendapatkan sandungan ketika tersiar sampai ke telinga Sultan Tamhid Allah dan Syekh Arsyad Al-Banjari bahwa ajaran yang dibawanya dianggap meresahkan masyarakat Dilaporkan, 'Abd Al-Hamid mengajarkan orang-orang, bahwa "tidak ada wujud kecuali Allah. Tidak ada 'Abd Al-Hamid kecuali Allah; Dialah aku dan akulah Dia. Dan sangat kebetulan, Syekh Muhammad Arsyad, sebagai penganut ajaran Syekh b. 'Abd Al-Karim Al-Sammani Al-Madani guru dari tokoh-tokoh tarekat Sammaniyyah Nusantara memang tidak sepakat dengan Wujudiyyah-nya Syekh 'Abd Al-Hamid dan bahkan menganggapnya musyrik.

Akibat dari pernikirannya inilah, Syekh 'Abd Al-Hamid Abulung hidupnya di tangan para algojo Kesultanan Banjar. la dihukum mati oleh keputusan Sultan Tamhid Allah, atas Pertimbangan Syekh Muhammad Arsyad yang waktu itu menjabat sebagai mufti besar (Alfani Daud, 1997). Peristiwa ini, hingga kini belum bisa ketahui secara pasti, kecuali hanya dugaan terjadi pada awak abad ke-18, dimana eksekusinya dilakukan di Abulung, yang kini termasuk wilayah kampung Sungai Batang, Martapura, Kalimantan Selatan. Makamnya sendiri sempat tidak diketahui oleh masyarakat, seperti dalam kasus kematian Syekh Siti Jenar, yang hingga kini makamnya masih menjadi misteri.

Baru belakangan makamnya diketahui terletak kira-kira dua atau tiga kilometer di sebelah hilir Dalam Pagar -kampung yang dikenal sebagai tempat menuntut ilmu keagamaan di Kalimantan Selatan (A. Steenbrink, 1984), dalam kondisi tidak berpagar. Kuburan ini ditemukan atas petunjuk tuan guru (kiai) Haji Muhammad Nur, seorang ulama dan guru tarekat di Takisung (Kabupaten Tanah Laut), yang kemudian dibangunkan kubah-nya. Tuan guru Haji Muhammad Nur sendiri mengaku sebagai keturunan langsung dari Syekh 'Abd Al-Hamid.

Hingga kini, makam Syekh'Abd Al-Hamid masih banyak dikunjungi umat Islam karena dianggap memiliki karamat. Di antara karamat-nya yang nampak adalah makamnya, yang berada di pinggir sungai, tak bisa dihanyutkan air. Padahal makam tersebut sering tergerus air. Namun ketika makam itu telah turun, secara ajaib makam itu naik lagi dan tanah pun menyangga makam itu lagi.

Pemikiran Syekh 'Abd Al-Hamid
Berbeda dengan Syekh Arsyad yang terkenal karena magnum opus-nya, Sabilal-Muhtadin -buku fiqh berbahasa Melayu- yang menentang doktrin wujudiyyah mulhid, Syekh 'Abd Al-Hamid dinilai kering karya. Karena hingga kini, hanya ada beberapa fragmen yang menyiratkan pandangan Syekh 'Abd Al-Hamid mengenai tasawuf yang bisa dilacak, dan itupun sangat terbatas. Di Banjar sendiri sekarang ada sebuah karya yang disinyalir kepunyaan Syekh 'Abd Al-Hamid. Naskah itu berisi tentang pandangan tasawuf wujudiyyah mulhid, berupa pembahasan mengenai "Asal Kejadian Nur Muhammad". Namun, tidak diketahui nama ulama Banjar yang menulis karya tersebut.

Sebagai penganut paham tasawuf falsafi, Syekh'Abd Al-Hamid menyindir bahwa ilmu keagamaan yang diajarkan selama ini hanyalah kulit "syariat," belum sampai kepada isi "hakikat". Selain itu salah satu ujarannya yang cukup dikenal adalah berupa konsep: "Tiada maujud, melainkan hanya Dia, tiada wujud yang lainnya. Tiada aku, melainkan Dia dan aku adalah Dia...". (Zamzam, 1979). Doktrin tasawuf ittibad dan hulul yang seringkali mengumandangkan pandangan tentang kesatuan makhluk dan Tuhan tersebut tentu saja menantang otontas istana dan ulama secara telak.

Pasalnya, manakala istana membutuhkan agar rakyat mengakui otoritasnya yang tinggi dan terhubung dengan ilahi, pandangan yang menyatakan bahwa yang ilahi justru terdapat dalam segala makhluknya tersebut jelas merupakan pandangan yang subversif. Oleh karena itu, ketika Syekh 'Abd Al-Hamid mengajarkan ajaran ini pada masyarakat umum jelas kalangan istana sangat khawatir. Atas dasar itulah Sultan Tahmid Allah yang memerintah Kesultanan Banjar masa itu memanggil Syekh Abd Al-Hamid ke istana.

Kemudian, diutuslah para punggawa untuk menjemputnya. Ketika para punggawa telah sampai di depan rumah Syekh 'Abd Al-Hamid, mereka menyeru bahwa Sultan memang agar ia segera pergi ke istana untuk menghadap. Di luar dugaan c ari rumah Syekh 'Abd Al-Hamid suara: "Di sini tidak ada 'Abd Al-Hamid yang ada hanyalah Allah (Tuhan)." Para punggawa yang tak pernah menghadapi hal ini akhirnya kembali ke istana untuk melapor. Mereka lalu disuruh ke untuk menjemput (si) Allah/ 'Abd Al-Hamid itu. Ketika di depan rumah Syekh 'Abd Al-Hamid, para pun menyeru bahwa (si) Allah diminta datang ke istana. Dari dalam keluar seruan, "Allah tidak bisa diperintah. Dan, di sini tidak ada Allah yang ada hanyalah 'Abd Al-Hamid." Para punggawa kembali lagi ke dengan tangan kosong. Lantas mereka diperintah agar memanggil dan membawa keduanya baik Allah maupun si 'Abd Al-Hamid. Kembalillah para punggawa itu dan barulah 'Abd Al-Hamid turut serta.

Prosesi persidanganpun, dengan terdakwa utama Syekh 'Abd Al-Hamid digelar. Pihak istana Sultan Tahrnid Allah atas fatwa Syekh Arsyad Al-Banjari akhirnya memutuskan bahwa Syekh 'Abd Al-Hamid bersalah dan harus dihukum mati karena mengajarkan ajaran-ajaran yang tak boleh diajarkan pada masyarakat awam, sebab ajaran-ajaran itu bisa membawa pada kesesatan umat. Ia divonis mati dengan dikerangkeng lalu ditenggelamkan.

Hukuman itu pun dilaksan Syekh'Abd Al-Hamid dimasukkan dalam kerangkeng dan kerangkeng itu ditenggelamkan ke sungai. Namun, menurut cerita masyarakat setempat, disinilah muncul karamat tokoh yang disebut masyarakat sebagai Syekh Abulung Meski ditenggelarnkan ke dasar sungai, ketika tiba waktu shalat, kerangkeng itu naik ke atas sungai kelihatanlah Syekh Abulung yang sedang melaksanakan shalat.

Setelah shalatnya selesai kerangkeng itu pun tenggelarn lagi. Hal itu terjadi berulang-ulang dan populer dalam cerita rakyat. Tidak terlacak kernudian bagaimana kelanjutan hukuman mati atas Syekh 'Abd Al-Hamid ini. Yang jelas ketika ia meninggal, makarnnya tidak diketahui kecuali belakangan.

Selengkapnya »»

Kisah Datu Kalaka

Menurut cerita orang tua-tua beberapa abad yang lalu, di suatu kampung tinggallah seorang lelaki bernama Datu Kalaka. Ia amat disegani dan dihormati orang-orang di kampung itu karena ia menjadi pemimpin masyarakat di sana. Itu pula sebabnya ia diberi gelar datu oleh masyarakat.
Datu Kalaka disegani dan dihormati masyarakat, tetapi ia dibenci dan ditakuti Belanda. Ia sangat menentang Belanda dan memimpin perlawanan yang banyak meminta korban di pihak Belanda. Anehnya, walaupun pernah berkali-kali terkepung pasukan Belanda, Datu Kalaka selalu dapat meloloskan diri

Tersebar berita di masyarakat, khususnya di kalangan orang Belanda, bahwa Datu Kalaka mempunyai kesaktian menghilangkan diri. Walaupun orang biasa dapat melihat, orang Belanda tetap tidak mampu melihat. Hal itu membuat penasaran pihak Belanda. Dengan segala tipu daya, mereka berusaha menangkap Datu Kalaka. Mereka menjanjikan hadiah besar bagi siapa saja yang mampu menyerahkan Datu Kalaka hidup maupun mati kepada pihak Belanda
Oleh karena itu, Datu Kalaka selalu pindah tempat tinggal untuk menghindarkan diri dari Belanda. Jadi, jika Belanda berusaha mencarinya di kampung pasti sia-sia. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu, ia kembali ke rumah, berkumpul dengan keluarga dan masyarakat sekitar.
Karena sudah cukup lama Belanda tidak pernah datang ke kampungnya, Datu Kalaka merasa aman dan tidak perlu pindah tempat tinggal. Ia menetap di kampung sambil mengerjakan ladang dan kebun serta memimpin masyarakat.
Pada suatu hari, ketika Datu Kalaka sedang bersantai di rumah, ada orang datang memberitahu bahwa pasukan Belanda memasuki kampung. Tentu mereka akan menangkap Datu Kalaka.
Sebagai seorang datu, Datu Kalaka tidak mau menunjukkan kekhawatirannya di hadapan orang lain. Ia juga tidak ingin menyelamatkan diri sendiri jika masyarakat menjadi korban karenanya. Oleh karena itu, ia menyuruh penduduk menyelamatkan diri. Setelah itu, ia memikirkan cara untuk meloloskan diri. Sayang, tempat tinggalnya sudah dikepung Belanda. Tidak mungkin lagi ia lepas dari sergapan. Jika sampai tertangkap, ia tidak dapat membayangkan hukuman apa yang akan diterimanya. Mungkin ia akan disiksa, dikurung, bahkan dibunuh. Jika ia melawan, berarti bunuh diri.
Datu Kalaka tidak ingin ditangkap dan tidak mau mati konyol. Ia berpikir cepat dan memutuskan mengambil jalan nekat yang tidak masuk akal. Jika jalan yang ditempuh itu ternyata meleset, nyawa taruhannya.
Ketika pasukan Belanda memasuki kampung, mereka amat penasaran karena kampung sepi. Rumah-rumah kosong. Belanda marah dan melampiaskan kemarahan mereka dengan menghancurkan kampung itu. Mereka berpencar dan memeriksa segenap pelosok kampung.
Mereka kaget ketika tiba-tiba melihat suatu pemandangan aneh tapi nyata di suatu lorong. Sebuah ayunan raksasa! Kedua sisi kain panjang yang dijadikan ayunan itu diikat wilatung (sejenis rotan yang besar batangnya) ditautkan ke puncak betung (bambu besar) yang ada di kiri kanan lorong itu. Mereka amat terkejut ketika menengok ke dalam ayunan yang berada di tengah-tengah lorong. Di dalam ayunan itu terbaring dengan tenangnya seorang bayi raksasa sebesar ayunan. Bayi itu menatap serdadu Belanda yang berdiri di sekeliling ayunan, kemudian ia memejamkan mata. Ukuran bayi itu lebih besar dan panjang daripada ukuran orang dewasa yang normal. Seluruh tubuhnya ditumbuhi bulu, bahkan berkumis dan bercambang lebat.
Seluruh anggota pasukan Belanda gemetar ketakutan. Jika bayinya saja sebesar itu, apalagi orang tuanya. Pasukan Belanda pun hilang keberaniannya. Mereka segera meninggalkan bayi raksasa dan kampung yang telah kosong itu untuk kembali ke markas.
Bayi raksasa itu ternyata Datu Kalaka. Sebelum pasukan Belanda datang, ia sempat membuat ayunan. Kemudian, ia berbaring di dalam ayunan itu dan berlaku seperti bayi.
Di Kabupaten Hulu Sungal Tengah Propinsi Kalimantan Selatan sekarang masih ada sebuah desa bernama Kalaka. Konon, nama itu diambil dari nama Datu Kalaka. Di sana juga ada sebuah makam, menurut orang tua-tua makam itu makam Datu Kalaka. Makam itu luar biasa besarnya, jarak antara nisan yang satu dengan nisan lainnya kucang lebih dua meter. Orang percaya bahwa tubuh Datu Kalaka itu tinggi besar, lebar dadanya kurang lebih tujuh kilan (jengkal).

Selengkapnya »»

Nisan Berdarah ( Romeo n Juliet Martapura )

Mashor adalah pemuda yang bertempat tinggal di desa yang sekarang sekitar Pekauman dan Teluk Selong.



Mashor berasal dari keluarga yang miskin, tetapi mempunyai pendidikan yang tinggi dan budi akhlaknya tinggi. Dia mempunyai keahlian membaca Al-Quran yang sangat indah didengar.



Mashor sebagai orang yang tidak mampu ikut bekerja di rumah Fatimah sebagai pembantu.


Fatimah merupakan anak gadis dari keluarga sangat kaya. Mereka tinggal disebarang desa Mashor, mungkin sekarang daerah Kampung Melayu



Orang tuanya merupakan pedagang yang kaya dan mempunyai hubungan dagang sampai keluar daerah. Terutama di daerah Singapura.


Mashor sebagai pembantu mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukannya seperti menimba air, memotong kayu, dan lain-lain.

Hari demi hari, bulan demi bulan itu saja yang dilakukannya untuk membiayai hidupnya dan orang tuanya.



Selama beberapa tahun Mashor bekerja dirumah kaya itu membuat Fatimah secara tidak sadar jatuh cinta kepadanya, begitu juga sebaliknya Manshor.



Tetapi karena adat yang menjaga ketat pertemuan antara perawan dengan bujangan itu, membuat hubungan mereka tidak diketahui oleh keluarga Fatimah.


Mashor sadar percintaan mereka pasti akan ditentang oleh keluarga Fatimah yang memegang teguh adat istiadat keluarga.



Mereka hanya akan menikahkan anak gadisnya, kepada orang yang sederajat, dan mempunyai hubungan keluarga bangsawan, dan juga pasti tentu harus pilihan keluarganya.



Tetapi Cinta di hati tidak bisa menolaknya.



Tidak lama kemudian hubungan mereka mulai diketahui orang tua Fatimah.



Betapa marahnya orang tua Fatimah mengetahui hal demikian.



Mereka memutuskan untuk menjauhkan Mashor dari Fatimah, dengan menugaskan Mashor menjaga kebun karet dan ladang keluarga Fatimah di seberang sungai.


Kebun karet ini berada jauh dari rumah Fatimah, menujunya hanya bisa dengan perahu “jukung” karena melewati sungai yang kecil.



Mashor diberikan pondok kecil untuk berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari.



Setiap hari dia bekerja merawat kebun karet tersebut. Setiap hasil karet hanya orang suruhan keluarga Fatimah saja yang mengambilnya.



Dia tidak diberikan kesempatan untuk ke rumah sang Majikan.



Fatimah mengetahui kabar Mashor hanya dengan meminta keterangan Acil Ijah, pembantu yang sering mengatarkan beras buat Mashor.



Suatu hari ada orang kaya bernama Muhdar, yang masih ada hubungan keluarga dengan Fatimah, badatang (melamar) ke rumah Fatimah, dengan menggunakan satu buah kapal yang sangat besar sesuai dengan derajat kekayaan orang tersebut.



Niat Muhdar disambut baik oleh keluarga Fatimah, mereka sepakat untuk mengadakan perkawinan besar-besaran.



Hal ini tentunya tidak menjadi beban bagi Muhdar, karena kekayaannya.


Fatimah sangat menentang niat orang tuanya, yang menjodohkannya dengan Muhdar.



Dia kenal betul perangai Muhdar, Walaupun dia kaya raya, tetapi dia tidak mempunyai budi pekerti dan ilmu agama sebaik Mashor.



Tetapi dia harus menjalankan dua pilihan yang sangat berat,



Di satu sisi dia mempunyai pilihan cinta, yang diyakininya bisa membawa kebahagian di dunia dan di akhirat, yaitu hidup bersama Mashor.



Di sisi lainnya. dia harus mengikuti perintah orang tuanya, dia sadar menyakiti hati orang tua adalah perbuatan yang durhaka.



Akhirnya Fatimah pasrah terhadap perjodohan ini, Perjodohan yang dilandasi oleh harta dan hubungan keluarga bukan oleh Cinta.



Mashor yang berada jauh tidak mengetahui perjodohan ini,Semuanya yang datang ke gubuk Mashor bekerja selalu menutupinya. Mereka tidak ingin dipecat majikannya jika menceritakan hal tersebut kepada Mashor.


Akhirnya, Acara pernikahan dimulai. Muhdar datang dengan beberapa kapal besar yang membawa mas kawin atau jujuran. Ada kapal yang membawa isi kamar lengkap, ada kapal yang membawa perhiasan emas dan batu permata, dan ada kapal yang membawa pakaian wanita yang indah-indah.

Bagi mereka semua itu hal biasa, karena bisnis dagang keluarganya ke Singapura berupa batu permata dan kain. Mereka mempunyai banyak pelanggan di Singapura.



Pada jaman tersebut sungai Martapura digunakan sebagai jalur perdagangan. Kapal-kapal besar pedagang Martapura sering berangkat membawa barang dagangan ke Pulau Jawa dan Sumatera hingga Singapura dan Malaysia, Sesuai dengan jalur perdagangan dunia antara Malaysia dan pulau Sumatera.


Pada malam harinya ketika semua kelelahan.

Muhdar dan Fatimah tidur di kamar penganten. Belum sempat malam pertama itu terjadi. ternyata rumah Fatimah terbakar akibat api dapur yang lupa dimatikan.



Muhdar lari keluar dengan segera tanpa memperdulikan Fatimah.

Api semakin membesar sedangkan Fatimah terjebak di dalamnya.



Mashor yang belum tidur, melihat dari kejauhan warna merah di langit yang menadakan kebakaran. Dia yakin kebakaran itu berada di rumah Fatimah.



Tanpa peduli aturan majikannya, yang tidak memperbolehkannya mendekati rumah majikannya.



Dia langsung berlari mengambil jukung.

Setelah sampai di rumah Fatimah, dia di beritahu bahwa Fatimah terjebak di dalam rumah yang terbakar itu.

Dengan kekuatan Cintanya, dia terobos api dan menemukan Fatimah pingsan karena terlalu banyak menghirup asap.



Dia angkat Fatimah melewati api yang besar. Dengan badannya dia melindungi Fatimah dari api dan kayu rumah yang berjatuhan.



Setelah dia bawa keluar Mashor disambut Muhdar dengan merebut Fatimah dari pangkuan Mashor. Dengan demikian Mashor akhirnya mengetahui perkawinan tersebut. Belum sempat dia mendapatkan penjelasan, Mashor pingsan karena terlalu banyak luka bakar yang dialaminya.



Keluarga Fatimah memerintahkan agar mashor dirawat kembali di gubuk tempatn dia bekerja. Dan menginginkan agar peristiwa heroic ini jangan sampai diketahui oleh Fatimah.



Subuh harinya mashor tidak bisa bertahan. Dia meninggal karena luka bakar yang terlalu parah..



Setelah sholat dzuhur dia dimakamkan di daerah perkebunan karet tersebut. Atau tepatnya sekarang berada di desa Tungkaran.



Makam Mashor sederhana, dengan nisan ulin, Untuk mencegah babi hutan kuburannya juga dipagar bambu.



Semuanya berada di pemakaman, baik teman-teman Mashor maupun keluarga Fatiamah. Tetapi Fatimah tidak mengetahui kematian Mashor. Dia masih lemah di dalam kamar rumah Muhdar. Dia masih bertanya di dalam hati bagaimana dia bisa selamat, sedangkan suaminya sendiri meninggalkannya saat kebakaran itu terjadi.



Sewaktu malam hari pertanyaan itu dikeluarkannya ke pada Acil Ijah yang sejak kecil merawatnya.



Acil Ijah tahu betul perasaan Fatimah kepada Mashor. Karena tidak dapat mendustai tuannya yang sejak kecil dia pelihara tersebut, akhirnya dia ceritakan peristiwa kebakaran itu.



Fatimah yang sangat rindu kepada Mashor, akhirnya menanyakan keberadaan Mashor.



Dengan sangat hati-hati Acil Ijah menceritakan kematian Mashor dan memberitahukan letak kuburannya.



Dan Dia berjanji, akan menemani Fatimah besok untuk ziarah ke kuburan Mashor.


Fatimah Sangat terpukul hatinya mengetahui pemuda yang melindungi dan dicintainya telah tiada. Menangislah Fatimah sejadi-jadinya.



Setelah semua orang terlelap tidur, kira-kira jam 3subuh tanpa sepengetahuan yang lain Fatimah keluar rumah.



Dia tidak dapat menyimpan perasaan rindu dan dukanya. Tanpa menunggu siang dia bertekad harus menemukan ke kuburan Mashor.



Dia tidak yakin kekasihnya itu sudah meninggal jika tidak menemukan kuburannya langsung.



Dia seberangi sungai Martapura dan berjalan menyisir jalan setapak. Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya ketika ayahnya pernah mengajak sewaktu kecil.



Malam itu hujan turun dengan derasnya. Tetapi tidak menyurutkan hati Fatimah, di dalam hatinya hanya ada satu nama, yaitu nama Mashor. Dipikirannya hanya ada satu wajah, yaitu wajah Mashor, pemuda yang sangat mengerti akan dirinya.



Setelah tiba di kebun karet keluarganya, Fatimah tanpa sadar dan mungkin karena ilusi yang muncul karena obsesinya ingin bertemu Mashor.



Dia melihat Mashor berdiri dan tersenyum kepadanya, di tengah rintikan hujan.



Tanpa berpikir panjang lagi. Fatimah berlari ingin memeluk tubuh kekasihnya itu, untuk melepaskan segala kerinduannya.



Fatimah menabrak tubuh lelaki itu hingga terjatuh tanpa disadari pagar yang terbuat dari bambu yang melindungi kuburan Mashor menusuk tubuh Fatimah tepat di dadanya. Darah pun mengucur dan menetes di atas kubur Mashor dan melumuri nisannya.



Fatimah meninggal dengan senyum, karna dia yakin telah menemukan cintanya.

Selengkapnya »»

Kisah datu sanggul ( rantau /tatakan )

Konon Datu Sanggul, yang nama aslinya Abdus Samad,dari Palembang datang kedaerah Tatakan, Rantau dengan tujuan untuk memperdalam Ilmu agama kepada Datu Suban.
Maksud datu Sanggul itu diterima Datu Suban dengan senang hati. Sejak itu Datu Sanggul terus belajar dengan rajin bersama murid-murid lainnya. Karena kerajinan, kecerdasam dan ketaatannya beliau kepada guru, Datu Suban pun berkenan memberikan seauah kitab yg dikenal dengan sebutan Kitab BARENCONG.
Berkat mengamalkan ilmu yg di peroleh baik lewat guru maupun lewat membaca Kitab Barencong, Oleh Allah beliau di beri kesaktian atau keramat, yaitu dapat shalat setiap Jum'at di Masjidil Haram,Makkah.

Karena itu pula, oleh masyarakat beliau di cap sebagai orang yg melanggar syariat karena beliau tidak pernah terlihat shalat Jum'at di Masjid Tatakan.
Pernah suatu hari, hari Jum'at, seseorang datang ke rumah beliau untuk mengajak shalat Jum'at bersama beliau di masjid Tatakan. Mulanya beliau menolak tetapi karna dipaksa beliaupun berangkat ke masjid bersama orang itu.Tetapi anehnya, menurut penglihatan orang yg mengajak beliau itu hanya beberapa orang yg shalat di masjid itu berbentuk manusia, yg lainnya berbentuk hewan semua. Seusai shalat jum'at orang itu menanyakan prihal yg dilihatnya barusan Kepada Datu Sanggul. Kata Datu Sanggul, mereka pergi ke masjid bukan karna Allah, bukan karna untuk beribadat tetapi karena adat.

Kejadian lain, ketika beliau pergi ke masjid Muning, tepat jam dua belas, beliau terus melompat kedalam sungai sehingga orang yg ada disekitar masjid itu kaget dan berteriak, mengapa melompat kedalam sungai. Ketika semua orang panik, timbullah Datu Sanggul kepermukaan sungai dan langsung naik ke mesjid, anehnya hanya anggota wudhu yg basah, yg lainnya seperti baju, laung, sarung dan sajadah beliau tidak basah.
Ketika orang-orang mengangkat takbir memulai Shalat Fardhu jum'at, beliau hanya berpantun :

RIAU-RIAU PADANG SI BUNDAN

DISANA PADANG SITAMU-TAMU

RINDU DENDAM TENGADAH BULAN

DI HADAPAN ALLAH KITA BERTEMU " ALLAHU AKBAR"

Setelah mengatakan ALLAHU AKBAR Tubuh beliau berada diawang-awang hingga selesai orang mengerjakan shalat jum'at.
Melihat keadaan Datu Sanggul yang demikian, orang-orang yang berada di mesjid menjadi heran, saat orang-orang menjadi keheranan, Datu Sanggul lalu menginjakkan kakinya di lantai.
"Aku tadi shalat di Makkah, kebetulan di sana ada selamatan dan aku meminta sedikit, mari kita cicipi bersama walau sedikit" kata Datu Sanggul disaat orang-orang masih keheranan.

Maka orang-orang yang berada dimasjid pun ramai-ramai mencicipi nasi yang di bawa Datu Sanggul Dari Makkah itu.
Sejak kejadian itu orang-orang tidak berani lagi mengatakan ini dan itu kepada beliau. Sedangkan Datu Sanggul tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya, jarang bergaul dan setiap Jum'at shalat ke Masjidil Haram, Makkah.
Karena seringnya shalat Jum'at di Masjidil Haram,Makkah, maka beliau pun dapat berkenalan dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang sedang menuntut ilmu di Tanah suci Makkah. Dari perkenalan itu membuahkan persahabatan.
Datu Sanggul Selalu membawakan oleh-oleh dari tanh air seperti cempedak, konon cempedak yang diberikan kepada Muhammad Arsyad masih bergetah, sebagai tanda baru saja dipetik dan sebagai tanda bahwa perjalanan Datu Sanggul dari Tatakan ke Makkah hanya sebentar.
" Guru, apakah durian yang ada didalam istana itu sudah berubah??? "kata Muhammad Arsyad pada satu hari kepada Datu Sanggul.
" Sudah, dua biji buahnya, nanti aku ambilkan" sahut Datu Sanggul.
Pada Jum'at berikutnya sebelum berangkat ke Makkah, Datu Sanggul singgah sebentar di istana memetik buah durian satu biji tanpa sepengetahuan penjaganya.
Setelah sampai di Makkah durian itu diberikan kepada Muhammad Arsyad.
Sebagai bukti keduanya bersahabat, kitab Datu Sanggul hasil berguru dari Datu Suban, dipotong dua secara rencong, kitab tersebut dipotong Datu Sanggul dengan kuku jari beliau, setelah Muhammad Arsyad gagal memotongnya dengan menggunakan mandau.
Hasil potongan itu, satu diberikan kepada Muhammad Arsyad dan yang satunya disimpan oleh Datu Sanggul.

Setelah Muhammad Arsyad selesai menuntut ilmu, beliau pulang ke tanah Banjar.
Beliau ingin menemui sahabat sekaligus gurunya di Tatakan, tetapi sayang, setelah sampai di Tatakan Datu Sanggul sudah berpulang ke Rahmatullah.

Selengkapnya »»

syair saraba ampat

Allah jadikan saraba ampat
Syariat Thoriqat Hakikat Makrifat
Menjadi satu di dalam khalwat
Rasanya nyaman tiada tersurat

Huruf Allah ampat banyaknya
ALIF `itibar dari pada Zat-Nya
LAM AWAL dan AKHIR sifat dan asma
HA isyarat dari ap`al-Nya

JIBRIL - MIKAIL malaikat mulia
Isyarat sifat JALAL dan JAMAL
IZRAIL - ISRAFIL rupa pasangannya
`Itibar sifat QAHAR dan KAMAL

JABAR - AIL asal katanya
Bahasa Suryani asal mulanya
Kebesaran Allah itu artinya
JALALULLAH bahasa Arabnya

NUR MUHAMMAD bermula nyata
Asal jadi alam semesta
Saumpama api dengan panasnya
Itulah Muhammad dengan Tuhannya.

Api dan banyu tanah dan hawa
Itulah dia alam dunia
Menjadi awak barupa rupa
Tulang sungsum daging dan darah

Manusia lahir ke alam insan
Di alam Ajsam ampat bakawan
Si TUBANIYAH dan TAMBUNIYAH
URIAH lawan Si CAMARIAH

RASA dan AKAL, DAYA dan NAFSU
Didalam raga nyata basatu
AKU meliputi segala liku
Matan hujung rambut ka ujung kuku

TUBUH dan HATI, NYAWA - RAHASIA
Satu yang zhohir amat nyatanya
Tiga yang batin pasti adanya
ALAM SHOGHIR itu sabutnya

MANI-MANIKAM-MADI dan MADZI
Titis manitis jadi manjadi
Si Anak Adam balaksa kati
Hanya tahu Allahu Rabbi

Ka-ampat ampatnya kada tapisah
Datang dan bulik kepada Allah
Asalnya awak dari pada tanah
Asalpun tanah sudah disyarah

Dadalang Simpur barmain wayang
Wayang asalnya si kulit kijang
Agung dan Sarun babun dikancang
Kaler bapasang di atas gadang

Wayang artinya si bayang-bayang
Antara kadap si lawan tarang
Samua majaz harus dipandang
Simpur balalakun hanya saorang

SAMAR, BAGUNG si NALAGARING
Si JAMBULITA suara nyaring
ampat isyarat amatlah panting
Siapa handak mencari haning

Selengkapnya »»

Jumat, 13 Agustus 2010

Instal windows via flash disk

Kamu harus download dua aplikasi dibawah ini

1. download aplikasi usb_prep8 di sini
2. download apikasi PeToUsb di sini

Langkah-langkah nya yaitu :

1. ekstrak ke dua file yang di download tadi ke dalam satu folder.
2. colokkan flashdisk yang ingin dijadikan usb boot
3. masukkan cd windows
4. jalankan aplikas usb_prep8.cmd ( terdapat pada folder yang tadi kita ekstrak ) sehingga muncul command prompt
5. tekan sembarang tombol untuk melanjutkan
6. Jangan mengubah pengaturan yang ada langsung saja klik tombol start untuk format f.disk
7. tutup jendela petToUsb tapi jangan menutup layar cmd yang tadi terbuka
8.tekan opsi 1 enter lalu pilih dimana driver cd/dvd windows berada
9.tekan opsi 3 enter untuk memilih dimana kita mencolok flash disk jika drive E, maka ketik E dan tekan enter
10.Tekan opsi 4 untuk memformat flashdisk lalu tekan Y untuk melanjutkan
11.Apabila muncul dialog pertanyaan tekan saja Yes
12. Apabila proses format dan copy file windows dari cd ke flashdisk maka flashdisk kita siap dijadikan booting untuk instal windows

langkah- langkah instalasi windows via flashdisk

1. hidupkan pc/ laptop yang ingin diinstal
2. masuk ke bios dengan menekan tombol ''del'' atau ''F2'' tergantung setting mb anda
3. pilih boot awal pada usb fd ( usb flashdisk ) lalu simpan
4. akan tampil dua pilihan dan pilih opsi 2 (text)
5. jalankan proses instlasi seperti biasa sampai proses format dan copy lalu komputer akan restart sendiri
6.Nah pada menu ini kita pilih opsi 1 ( GUI )
7.lakukan proses instalasi windows seperti biasa sampai komplit
8.Selamat mencoba semoga berhasil

Selengkapnya »»

Sabtu, 26 Juni 2010

Sarjana Ekonomi

Alhamdulillah pada hari ini aku telah menyelesaikan kuliah S1 dan mendapatkan gelar sarjana ekonomi. Terimakasih kepada mama yang tidak bosan-bosannya menegur dan mendukung agar aku segera menyelesaikan skripsi ku hehehehe....( mun kdd pian ma ae bisa kada lulus jua ulun sampai wahini ).Untuk almarhum abah, terimakasih ulun sudah lulus bah, walau pian kada melihat ulun diwisuda, tapi ulun yakin pian disana bahagia.Terimakasih untuk kaka2 ( ka amat, ka udin, ka said, ka ati, ka sadat, ka ilin, ka lina ) yang sudah membantu support, doa, dan dukungan moral serta yang terpenting adalah dukungan dana untuk yudisium dan wisuda,( mun kadada pian-pian kyp ulun ne bayar kuliah ).

Terimakasih ponakanku ami, namal, edo, yasrif yang sudah membantu pikiran dan doa dalam penyusunan skripsi, dan yang terakhir terimakasih untuk my love Rayi Priastianti yang sudah begitu sabar menghadapi segala emosiku hehehe...serta terimakasih untuk doa dan supportnya sayang.

Terimakasih gasan kekawanan ( ka yanti, cimut, dan kawanan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu) yang sudah membantu doa dan supportnya sekali lagi terimakasih.Semoga kita semua mendapatkan berkah dan hidayah-Nya.amin....

Semoga dengan gelar ini aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sekarang, Amin....
Semoga aku bisa membahagiakan dan membalas jasa orang tua, saudara, dan seluruh keluargaku..Amin ya rabbi.

Selengkapnya »»

Sabtu, 12 Juni 2010

JADWAL PIALA DUNIA 2010

Piala dunia 2010 udah dimulai....temen-temen dah punya jadwalnya lom ???

neh gw share jadwal piala dunia dalam format pdf

silahkan sedot di sini

Selengkapnya »»

Kamis, 27 Mei 2010

Membuat pesan saat booting xp dengan regedit

Regedit memang banyak rahasia...hehehe. Kali ini kita akan membahas cara menampilkan pesan saat windows booting.

caranya gampang, ikuti langkah berikut :
1. Klik start, run, dan ketikkan "regedit"

2. Cari tab HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon

3. Klik ganda LegalNoticeCaption dan masukkan
input teks judul yang diinginkan.
(contoh: Virus Alert).atau apapun yang anda
inginkan

4. Klik ganda LegalNoticeText dan masukkan
input teks (isi) yang diinginkan

5. Restart komputer Anda dan lihat
bedanya

Selengkapnya »»

Rabu, 26 Mei 2010

Mempercepat shutdown

Pernahkah kamu ngerasa pc atau laptop lama shutdown, padahal kita pengen cepat-cepat mau pergi.Hal ini tentu saja membuat kita sedikit kesel...( pengen dibanting aja neh pc wahehe). Berikut ini ada sedikit tips untuk mempercepat shutdown.
1. Klik Start…Run, lalu ketikkan regedit dan tekan enter…..

2. Masuk ke HKEY_CURRENT_USER\ControlPanel\Desktop

3. Klik Ganda key WaitToKillAppTimeout

4. Ubah nilainya menjadi 1000, lalu klik OK

5. Dobel klik key HungAppTimeout dan ubah menjadi 100, lalu klik OK.

6. Masuk ke HKEY_LOCAL_MACHINE\System\CurrentControlSet\Control

7. Klik ganda WaitToKillServiceTimeout, lalu ubah nilainya menjadi 1000

8. Restart

Selengkapnya »»

Selasa, 25 Mei 2010

MY BIRTHDAY

Ku lihat jam menunjukkan tepat pukul 12 malam, iseng aku buka fb liat ada gak yang kasih selamat ultah ( ngarep ). Yup hari ini adalah hari ulang tahunku 25 Mei 2010.

Tepat 25 tahun sudah usiaku sekarang, ada rasa gembira dihati ini tuk sejenak, namun tak bisa kuhilangkan pula kesedihanku karena aku berpikir apa yang telah aku lakukan di usia 24 ku ???? Namun apapun itu aku tetap bersyukur karena sampai detik ini aku masih dapat bernafas dan terus akan kugantungan cita-citaku.

Sebenarnya hari ulangtahun adalah hari yang sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan bagiku, teringat pada tanggal 23 Mei 2008 dua hari sebelum hari lahirku adalah hari dimana aku meneteskan air mata karena aku kehilangan seorang ayah. Ulang tahun di 2008 adalah kado yang sangat menyedihkan, bayangkan dua hari sebelum aku ulang tahun adalah hari dimana ayahku kembali kepada-Nya. Ayah....sampai aku menulis tulisan ini aku masih mengingatmu, ananda minta ampun yang sebesar-besarnya, dan Ananda akan terus berjanji menjadi " orang " yang seperti ayah harapkan.

Harapanku ditahun ini semoga kehidupanku menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya,atau setidaknya diriku yang semakin baik dari tahun kemarin, semoga keluargaku tetap rukun, jauhkanlah hal-hal yang dapat merusak keakraban keluarga kami.Amin

Terimakasih mama telah berjuang dengan sekuat tenaga dan kemampuan untuk menghidupi aku sampai aku seperti saat ini, sungguh tak mampu aku membalas semua jasa dan kasih sayang mama, aku hanya bisa berdoa semoga mama diberikan umur yang panjang, diberikan kesehatan, hingga mampu melihat anak-anakmu menjadi cahaya harapan agar perjuangan mama tidak sia-sia Amin amin amin ya rabbal alamin

Selengkapnya »»

Senin, 24 Mei 2010

FLASH DISK SEBAGAI RAM

Ingin nambah RAM tapi duit gak cukup, atau buat keperluan lain ??
Nampaknya software ini cocok untuk menjawab problem Anda.
Korbankan flash disk Anda sebagai RAM guna mempercepat kinerja PC Anda, ( untuk mewujudkan suatu keinginan memang diperlukan suatu pengorbanan..hehehe )

Dengan menjadikan flashdisk Anda sebagai Ram maka umur flashdisk kemungkinan besar akan berkurang daripada dipakai hanya untuk media penyimpanan data.

Bagi yang minat silahkan download software di sini

Selengkapnya »»

Barito Ku











Selengkapnya »»

Jumat, 21 Mei 2010

Batamuan kawanan lawas




Selengkapnya »»

LEGENDA GUNUNG MERATUS

Di Kalimantan ada gunung panjang yang membentang dari arah barat hingga ke bagian timur pulau ini. Gunungnya memang tak terlalu tinggi, namun dapat kita bayangkan luas dan panjangnya karena membentang melalui empat Provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Tengah, Timur dan Barat. Gunung yang tumbuh berjajar di sepanjang jalur ini disebut sebagai Gunung Meratus. Namun entah mengapa sekarang Gunung Meratus hanyalah Pegunungan yang membentang dari selatan sampai utara Provinsi Kalimantan Selatan saja sedangkan sambungan Pegunungan tersebut yang membentang dari Provinsi Kalimantan Timur sampai Kalimantan Barat sekarang dinamai Pengunungan “Muller”
Tak ada gambaran jelas yang pasti tentang berapa panjang dan banyaknya gunung tersebut. Adapun yang digambarkan sementara ini sebagian besar diperkirakan hanyalah reka-reka yang tak pasti – baik soal jumlah gunung maupun ukuran panjangnya. Buku “Di Pedalaman Borneo“ yang ditulis oleh A.W. Nieuwenhuis pada tahun 1894 pun bahkan tidak menyebutkan hal itu.
Diketahui, A.W. Nieuwenhuis warga Belanda seorang dokter yang juga sebagai ahli etnografi dan antropologi, didukung oleh Maatschappij ter Bevondering Van Het Natuurkundig Onderzoek der Nederlandsche Kolonien (Perhimpunan untuk memajukan penelitian di daerah daerah koloni Belanda)

– membentuk tiga tim yang terdiri dari para ahli ilmu pemetaan, penggalian suber alam, penelitian tentang penduduk pedalaman, serta flora dan fauna. Tim ini melakukan perjalanan dari Kalimantan Barat dengan menyusuri Sungai Kapuas hingga ke kepala Sungai Mahakam dan berakhir sampai ke Samarinda Kalimantan Timur. Ekpedisi ini pun tak ada penjelasan tentang luas dan panjangnya Gunung Meratus. Padahal mereka sudah memulai perjalanan dari Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat.
Perjalanan tersebut, selain didukung oleh oleh Maatschappij ter Bevodering van het Natuurkundig Onderzoe der Nederlansche Kolonien, juga diback-up oleh Residen Water Afdeeling van Borneo yang berkedudukan di Pontianak Kalimantan Barat. Hal ini didorong oleh banyaknya minat negara lain yang mengirim utusan ke pulau Borneo untuk melakukan penelitian sekaligus berusaha melakukan pendudukan. Seperti halnya pada abad ke 18, ketika Inggris dan Belanda melakukan kekerasan dan intimidasi pada penduduk di kepulauan Borneo. Diantaranya, petualangan Alexander Hare di Banjarmasin pada tahun 1812, James Brooke dan Robert Burns tahun 1848 di Sarawak yang berupaya mendirikan kerajaan bagi dirinya sendiri, James Erskine Murray si orang Inggris memasuki Kutai pada tahun 1844 yang berujung tewas karena berperang dengan laskar Kasultanan Kutai, Sebenarnya tewasnya para petualang Eropa di pulau Borneo bukanlah hal yang pertama, jauh sebelumnya pada 14 Februari 1606 seorang Nahkoda Petualang Belanda Bernama Gillis Michielzoon beserta seluruh anak buahnya tewas ditangan Laskar Kesultanan Banjarmasin karena keangkuhan mereka dan itulah korban pertama Petualang Eropa di Tanah Borneo. Akibat peristiwa tersebut pada Tahun 1612 Kerajaan Belanda mengerahkan Angkatan Lautnya secara besar-besaran untuk menyerang Kesultanan Banjar dengan menembaki Istana Kesultanan Banjar di tepi sungai Kuin yang mengakibatkan di pindahkannya Istana Kesultanan Banjarmasin ke Martapura karena hancur ditembaki Kapal Angkatan Laut Belanda.

Selanjutnya Muller 1825 dan Dalton 1828 yang menjelajahi Borneo atas nama Negara Belanda. Adalah seorang perwira Zei dari tentara Napoleon I, bernama George Muller, masuk dalam Pamongpraja Hindia Belanda. Muller mendapat tugas melakukan hubungan dengan pihak Sultan Sultan di pesisir Borneo pada tahun 1825. Muller berangkat bersama pasukan yang terdiri dari orang-orang Jawa. Misi utamanya, jika Sultan Sultan yang didatanginya tidak sejalan, maka kasultanan ini akan diperangi dan dihancurkannya hingga dapat diduduki.
Namun, Kasultanan Kutai tak membiarkan keadaan yang mengancam itu. Akibatnya, terjadilah pertempuran sehingga pasukan George Muller hancur tercerai-berai dan berlarian memasuki hutan. Tercatat, serdadu Jawa yang selamat mencapat bagian barat Borneo hanyalah tinggal satu orang, sedang nasip Muller sendiri dan sisa pasukan belum diketahui.
Ada kabar, George Muller bersama pengikutnya terbunuh di daerah Kapuas Hulu sekitar Nopember 1825, tepatnya di sungai Bungan. Tapi, cerita tersebut hanya perkiraan yang tak jelas kebenarannya. Yang pasti, Muller hingga kini tak pernah ditemukan.
Ada pula cerita lain tentang pelarian Muller yang dikejar laskar Kesultanan Kutai. Dikatakan, karena kalah Muller berlari hingga ke Gunung Meratus dan menghilang di sana. Katanya Muller dilindungi oleh pasukan kerajaan orang gaib yang berada di pegunungan Meratus tersebut.
Cerita tentang Gunung Meratus juga diungkapkan oleh penduduk tua Suku Dayak Bukit Kalimantan Selatan Bernama Amung Tahe. Pria yang telah tinggal turun-menurun di dusun Rangit - kaki gunung Meratus menceritakan pengalaman hidupnya, ketika bertualang menjelajahi Gunung Meratus. Dusun Rangit sendiri adalah sebuah dusun yang bisa ditempuh dari daerah pedalaman Kabupaten Paser. Namun tidak diketahui pasti, dusun ini termasuk di dalam kecamatan atau kabupaten mana. Tetapi didalam peta wilayahnya termasuk kawasan Provinsi Kalimantan Selatan.
Bagi masyarakat Suku Dayak Bukit sendiri, mereka tak mengerti tentang dusun tempat tinggalnya apakah termasuk di daerah Kalsel, Kaltim atau pula Kalteng. Bagi mereka hal itu bukanlah persoalan. Yang jelas mereka bisa saja ada di mana-mana. Bagi mereka, hutan adalah rumah dan kehidupan mereka.
Secara umum, masyarakat suku Dayak Bukit berdiam di belantara seputar kedua sisi Gunung Meratus. Dikatakan Amung Tahe, gunung di sana memang berjumlah seratus gunung. Namun yang dapat dihitung gunungnya hanya ada sembilan puluh sembilan buah. Lalu yang satu gunung itu merupakan induk dan puncak tertinggi yang jarang dapat dilihat secara kasat mata.
Dari kaki gunung menuju ke puncak itu bertingkat tujuhbelas naik dan tujuhbelas turun. Menurut penuturan Amung Tahe, di puncak tertinggi itu adalah merupakan suatu tempat kediaman Maharaja Meratus yang tak bisa dilihat atau gaib. Terkecuali jika dikehendaki oleh sang Maharaja.
Konon, di atas puncak gunung tersebut merupakan dataran yang cukup luas. Di dataran ini ada sebuah bangunan istana tempat sang Maharaja bersemayam. Kerajaan gaib di Gunung Meratus ini tidak hanya sendiri, tetapi ada lagi kerajaan-kerajaan kecil diseputarnya, yang juga disebut kerajaan orang-orang gaib (bunian).
Di kawasan pegunungan ini sangat kaya dengan hasil hutan dan alam. Pernah ada seseorang, ketika berjalan di anak sungai yang terdapat di sana menemukan batu berlian dan bongkahan-bongkahan emas pada dinding kerang batu di pinggiran sungai.
Orang-orang gaib dari pegunungan Meratus sering turun ke berbagai kota, baik di Kalsel, Kalteng maupun Kaltim. Kebanyakan mereka menyaru seperti orang-orang suku Dayak Bukit berdagang kayu gaharu yang berkwalitas tinggi serta membawa bongkahan-bongkahan batu kecubung dan yakut yang masih mentah. Barang barang ini mereka jual atau barter dengan tembakau, garam, minyak wangi-wangian, bahkan butir-butiran manik dan mutiara.
Amung Tahe juga bercerita, kalau almarhum bapaknya yang sering bertualang memasuki daerah gunung Meratus, mengaku pernah bertemu dengan orang tinggi besar berambut coklat kemerahan dengan pakaian seperti orang barat (Belanda tempo doeloe_Red) dikawal oleh beberapa orang berseragam. Tetapi ketika diikuti orang-orang tersebut tiba-tiba menghilang tak diketahui ke mana.
Menurut cerita masyarakat yang tinggal di daerah sepanjang Meratus ini mereka juga sering melihat orang Belanda dengan berpakaian tempo doeloe berjalan disertai beberapa orang berseragam lengkap dengan bedil dan pedang. Namun apabila dikejar, maka apa yang mereka lihat itu menghilang begitu saja.
Konon, dari wajah dan pakaian serta tanda-tanda yang terdapat pada si orang Belanda ini ciri-cirinya sama dengan Kapten George Muller yang hilang tak tentu rimbanya itu. Kalau benar, yang dilihat itu adalah George Muller, tentunya sudah menjadi orang gaib. Ada juga yang mengatakan kalau rohnya masih penasaran dan bergentayangan di sepanjang gunung Meratus karena tewas dibunuh. Bisa juga ia tewas karena dibantai oleh masyarakat liar di pedalaman yang saat itu masih primitif.
Namun yang jelas, apa yang terjadi di sepanjang Gunung Meratus, hingga kini masih penuh dengan misteri.

Selengkapnya »»

SEJARAH ERAU

ERAU adlah salah satu budaya Masyarakat Dayak yg ada di Propinsi Kalimantan Timur. Biasanya acara adat Erau ini diselenggarakan satu tahun sekali di Kabupaten Kutai Kartanegara (Tenggarong). Pada acara ini dihadiri oleh semua Suku Dayak yg ada di Pulau Kalimantan termasuk Suku Dayak yg berada di wilayah Malaysia (Serawak dan Kucing).
Erau merupakan kegiatan atau acara besar yang banyak mengandung makna yg bersifat sakral,ritual dan juga bersifat hiburan.
Erau tersebut asal katanya dalam bahasa Kutai "EROH" yg artinya ramai, riuh,ribut,suasana yg penuh suka cita. Suasana yg ramai,riuh rendah tersebut dlm arti banyaknya kelompok/orang-orang yg mempunyai hajat untuk ikut pada upacara tersebut.
Berdasarkan cerita rakyat Kutai, disebuah dusun yg bernama Dusun Jaitan Layar, tinggallah seorang petinggi (Kepala Dusun) bersama istrinya. Kehidupan di dusun tsb sangat makmur, hasil panen melimpah, rakyat hidup tentram. Hal ini dikarenakan Petinggi dan istrinya memerintah dgn adil dan bijaksana

Tetapi kebahagiaan itu trasa kurang krn sdh puluhan tahun mrk hidup sbg suami istri, namun Dewa tdk menganugrahkan seorang anakpun kpd mrka.
Suatu malam Petinggi dan istrinya dikejutkan oleh suara yg gegap gempita, malam yg tadinya gelap gulita berubah menjadi terang benderang. Dengan memberanikan diri Petinggi dan isterinya keluar rumah untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya. ALangkah terkejutnya mereka karena di halaman rumahnya dijumpai sebuah Batu Naga Mas yg bercahaya, di dalamnya terdapat seorang bayi berselimutkan kain berwarna kuning,tangan kananya mengenggam sebutir telur, dan tangan kirinya memegang sebuah Keris Mas yg menjadi kalang kepalanya.
Belum hilang rasa terkejut suami istri itu, entah darimana datangnya terdengar suara gaib. "Bersyukurlah kalian, karena doa kalian utk mendapatkan anak dikabulkan. Bayi ini adalah keturunan Dewa-Dewa di Kayangan, krnnya jangan disia-siakan. Jangan dipelihara seperti anak manusia biasa dan berilah nama anak ini AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI".
Wkt terus berlalu tak terasa usia Aji Batara Agung Dewa Sakti sdh lima tahun. Seusia ini sukarlah ia ditahan untuk bermain di dlm rmh saja. Ia ingin bermain-main di halaman, ingin bermain-main di alam bebas dan mandi ke tepian.
Sesuai petunjuk Dewata mk Petinggi Jaitan Layar mempersipakan Upacara TIJAK TANAH dan upacara ERAU mengantar sang anak mandi ketepian utk pertama kalinya. EMpat puluh hari empat puluh malam diadakan Pesta Erau, berbagai adu ketangkasan diperlihatkan silih berganti,makanan dan minuman semua dihidangkan. Gamelan Gajah Perwata siang malam ditabuh membuat suasana bertambah meriah. Seluruh penduduk Dusun Jaitan Layar bersuka cita.
Demikian sekilas riwayat singkat utk pertama kalinya dilakukan Upacara Erau pada Upacara TIJAK TANAH dan Mandi Ketepian yg dilakukan oleh penduduk Jaitan Layar kepada AJi Batara Agung Dewa Sakti yg merupakan cikal bakal keturunan raja-raja Kutai Kartanegara.
Setelah berakhirnya masa Pemerintahan Kerajaan/Kesultanan Kutai Kartanegara yaitu pada tahun 1960 menjadi daerah otonom maka oleh pemerintah daerah Kabupaten Kutai tradisi Erau tetap dipelihara dan dilestarikan sbg warisan budaya bangsa. Kini Erau menjadi acara atau kegiatan rutin Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sbg pesta rakyat dlm rangka memperingati hari jadi Kota Tenggarong sbg pusat pemerintahan di Kabupaten Kutai Kartanegara...(Sumber : http://www.facebook.com/topic.php?uid=73198388410&topic=11204)

Selengkapnya »»

Kamis, 20 Mei 2010

UTUH PALILAK WAN BUHAYA

Utuh Palilak tulak ba unjun ka baruh, hari panas manggarantang Utuh Palilak mamilih bacugut di bawah puhun rambai, paharatan asik ba unjun kanapa Utuh Palilak taitihi mudil kayu barandam timbul di hadapan, imbah di itihinya bahimat sakalinya Buhaya sing ganalan, manggatar Utuh Palilak bagimit bakayakat naik ka puhun rambai maka di tangan unjun kada balapasan, sambil bakayakat naik mata Utuh Palilak kada sing lapasan maitihi Buhaya

si Buhaya hanyar tahu pada ada mangsa di atas puhun lalu baistilah ai baparak ka bawah puhun mahadang ..

Si Utuh Palilak nang katatakutanan kd maitihi lagi pada tajajak batang japuk lalu manggarabau ai gugur kasungai...BYYUUURR...bagalumbang baruh kakacipak Utuh Palilak di banyu bakunyung maka di tangan kada balapasan unjun, si Buhaya nang mahadang di bawah takajut banar jua lalu bukah kada maingat lagi, dalam hati si Buhaya manggarunum "bungul bgt aku taparaki urang jagau wani manajuni ka Buhaya"

Imbah itu si Buhaya lalu bapasan ka anak cucunya bila batamuan urang mambawa unjun jangan diparaki karana urang mambawa unjun tu wani manajuni ka Buhaya ....

CATATAN :
"sampai wayahini kada suah tadangar urang baunjun disambar Buhaya"

Selengkapnya »»

UTUH PALILAK KA AMIRIKA

Utuh Palilak baisi dangsanak di gunung maratus nang bangaran Utuh Dungkuk, kaya apakah kisahnya timbul si Utuh Dungkuk di undang urang ka Amirika gasan pamiran “masyarakat adat jar” saku gara-gara si utuh dungkuk harat ba igal tahan 7 hari 7 malam, singkat carita abut urang di kampung utuh dungkuk kaya apa caranya tulak maka tikit pasawat wan pamalaman sudah ditukarakan urang barataan gasan badua haja, bubuhan tatuha kampung kada hakunnya mangganii tulak takutan sasat jar wan kaganangan turihan, kada lawas bubuhannya kaingatan si Utuh Palilak nang suah tulak ka Jakarta ba pasawat…

Singkat carita tulakan Utuh Dungkuk di gani’i Utuh Palilak ka Amirika ujar di kuta “Lus Anjilis” jar, sampai di bandara bubuhannya di ambili buhan kadutaan besar Indunisia imbahtu di bawa ka hutil babintang 5, ganal bangat hutilnya maka batingkat, jandilanya banyak banar saku mun mambukai tunggal utingan matan baisukan sampai kamarian hanyar habis, pahantian bubuhan kadutaan maurus administrasi, huhulingangan Utuh Dungkuk wan Utuh Palilak, kada lawas buhannya taitihi urang masuk kalawang nang babuka saurang, imbah masuk tatutup saurang lawangnya kada lawas tabuka pulang lawangnya sakalinya kadada lagi urangnya, takajut Utuh Palilak wan Utuh Dungkuk maliat.

“ui Palilak maliatlah ikam nang hintadi tu” ujar Utuh Dungkuk babisik
“hi ih” ujar Utuh Palilak pinda manggatar manyahuti

Kada lawas ada urang “Bule” ganal awak bajalan tuju kalawang tadi bagagas Utuh Palilak wan Utuh Dungkuk mangapung wan manarik tangan si “bule” tadi sambil ba ucap
“uuui Suganal Awak jangan kasitu lawang nangintu bisa managuk ka manusia ujar Utuh Palilak wan Utuh Dungkuk

Takajut si “bule” kabingungan sambil ba ucap “who are you” sambil manciling pinda sarik, lalu malapas ai Utuh Dungkuk wan Utuh Palilak ka tangan si “bule” ti…sambil kada lapas cangang ka arah si “bule” nang masuk ka lawang babuka saurang tadi Utuh Dungkuk wan Utuh Palilak tapaluh dingin, imbah lawang tatutup sasain tagang Utuh Dungkuk wan Utuh Palilak Manahan hinak kada lawas lawang ti tabuka pulang, takajut banar Utuh Palilak wan Utuh Dungkuk maliat si “bule” tadi kaluar latat awak hirang kaya burit rinjing maka gundul ha pulang kapala…

“hintia napa jarku tadi jangan masuk luku, masih untung hampian hangit haja awak kada hilang di taguk lawang ti” ujar Utuh Palilak bakuciak

Si urang “negro” nang hanyar kaluar pada lift tanganga kabingungan…..

Selengkapnya »»

UTUH PALILAK BAJUALAN ITIK

Hari Sanayan di kampung Utuh Palilak ni rami bangat sabab hari nintu hari pasar, rami tu pang urang ka pasaran, nang di gunung gin turunan. Bubuhan sakulahan waktu paraiannya talawasi pada biasa, mun biasanya 15 manit mun hari Sanayan bisa 30 manit. Waktu lagi halus Utuh Palilak suah batakun wadah kayi nya.

“Kayi kanapa bila hari Sanayan, urang di sakulahan apel Bandira” ujar Utuh Palilak

“Inya Sanayan tu hari Pasar pang luku” sahut Kayi nya

Utuh Palilak ni tamasuk cangkal urangnya, bila hari Sanayan inya umpat jua bajualan di pasar. Wayah nintu sing ramian pasar. Utuh Palilak umpat jua ba urak dagangan, inya badagang anak itik nang halus-halus, sakira manarik parhatian, anak itiknya di kasumbainya bawarna-warna, ada warna hijau, habang, kuning. Pas haratan rami bajualan, ada datang nini-nini tuha baparak.

“Nak itiknya ini lanang opo wedo” ujar nini-nini tuha ti

Sakalinya nini-nini tuha ti urang Jawa, sidin kada tapi bisa balum bapandir bahasa Banjar. Utuh Palilak ni lalu bingung ai tapi inya kada handak kalah, lalu di jawabnya ai.

“Itiknya ni bisa ai baranang tapi kada laju” ujar Utuh Palilak

Selengkapnya »»

SU IJAK KANA BUNTUT

Dahulu lagi zaman raramiannya SDSB (buntut) bubuhan kampung Utuh Palilak ta umpat jua kacanduan, matan kakanak sampai kayi-kayi manukar jua, pukuknya bila malam kamis rami pada hari pasar tu pang takumpulan. Maka nang ngaran SDSB ni banyak bangat mudaratnya, kanapakah wayahnintu pamarintah maka sampai mambulih akan. Di sakulahan Utuh Palilak haja kadada lain nang di bahas pada batanding rumus, sampai guru matimatika nang maulah akan rumus.

Wayah nintu tumbur di kampung Utuh Palilak mandangar Su Ijak kana buntut ampat angka. Maka zaman nintu kada sasadikit duit bila kana ampat angka. Su Ijak ni urangnya sakit banar, baisi rumah sing burukan saku mun digujai sakali gin bisa runtuh rumahnya.

Imbah kana buntut ti lalu balinggang ai bulik Su Ijak, takurihing tarus “marihiw tariw” di jalan bila batamuan urang. Sampai di muka rumah sidin batamuan wan Utuh Palilak.

“Banarankah hampian kana buntut Su” ujar Utuh Palilak

“Naran Tuh ai, kaina isuk ikam aku bayari makan wan nginum sapuasnya di waruk Acil Aluh” ujar Su Ijak
“Mun kaya itu dibanam ai lagi rumah hampian nang sing burukan naya, kaina pian baulah ba asa nang taharat” ujar Utuh Palilak.

“Ayuha Tuh ai” imbah baucap kaya itu basadin Su Ijak mancacak mancis di timbai sidin ka hatap rumah, napang ada barau api, tumbur urang sakampungan tapi imbah tahu kisahnya rami urang manuntunan. Kada lawas tadangar urang basuara.

“Timbai jua kupiah buruk hampian Su ai” jar suara tadi nang sakalinya Amat Buntal

Su Ijak ni rupanya ambungan urangnya lalu manimbai ai ka kupiah buruk nang sudah bakulat nintu ka api, imbah tu timbul taduduk sidin, pucat muha limbui paluh handak siup, abut urang kampung mangipasi.

“Kanapa hampian Su” Ujar Utuh Palilak.

Selengkapnya »»

Rabu, 19 Mei 2010

REMOTE PC DENGAN TEAM VIEWER

Aplikasi ini berguna untuk mengendalikan komputer lain melalui komputer kita, caranya cukup gampang yaitu tinggal install di komputer target dan komputer kita. Cara installnya tinggal ikuti wizard sampai finish.

Untuk komputer yang kita jadikan target ( yang ingin dikendalikan ) setelah kita install aplikasi ini maka kita harus mengingatkan ID nya serta passwordnya. Kita juga dapat memasukkan password yang kita inginkan.
Untuk mengendalikannya kita cukup memasukkan Id komputer target di komputer kita, tunggu sampai proses identifikasi lalu kita diminta memasukkan password. Aplikasi ini juga dapat digunakan untuk chat, berbagi file baik dari komputer target ataupun sebaliknya.

Bagi yang ingin mencoba silahkan download di sini


catatan : aplikasi ini hanya bekerja apabila ke dua komputer ( target dan server terhubung dengan internet )


Selengkapnya »»

Selasa, 18 Mei 2010

SCRIPT KUPU-KUPU

Ingin menampilkan sepasang kupu-kupu beterbangan di blog Anda ??

berikut caranya :

1. Login ke blog Anda
2. Pilih menu Kostumisasi > tata letak >Tambah gadget > pilih " HTML/script "
3. Copy kan script di bawah ini

<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
var Ymax=8; //MAX # OF PIXEL STEPS IN THE "X" DIRECTION
var Xmax=8; //MAX # OF PIXEL STEPS IN THE "Y" DIRECTION
var Tmax=10000; //MAX # OF MILLISECONDS BETWEEN PARAMETER CHANGES

//FLOATING IMAGE URLS FOR EACH IMAGE. ADD OR DELETE ENTRIES. KEEP ELEMENT NUMERICAL ORDER STARTING WITH "0" !!

var floatimages=new Array();
floatimages[0]='http://img222.imageshack.us/img222/9783/butterfly2x.gif';
floatimages[1]='http://img222.imageshack.us/img222/9783/butterfly2x.gif';


//*********DO NOT EDIT BELOW***********
var NS4 = (navigator.appName.indexOf("Netscape")>=0 && parseFloat(navigator.appVersion) >= 4 && parseFloat(navigator.appVersion) < 5)? true : false;
var IE4 = (document.all)? true : false;
var NS6 = (parseFloat(navigator.appVersion) >= 5 && navigator.appName.indexOf("Netscape")>=0 )? true: false;
var wind_w, wind_h, t='', IDs=new Array();
for(i=0; i<floatimages.length; i++){
t+=(NS4)?'<layer name="pic'+i+'" visibility="hide" width="10" height="10"><a href="javascript:hidebutterfly()">' : '<div id="pic'+i+'" style="position:absolute; visibility:hidden;width:10px; height:10px"><a href="javascript:hidebutterfly()">';
t+='<img src="'+floatimages[i]+'" name="p'+i+'" border="0">';
t+=(NS4)? '</a></layer>':'</a></div>';
}
document.write(t);

function moveimage(num){
if(getidleft(num)+IDs[num].W+IDs[num].Xstep >= wind_w+getscrollx())IDs[num].Xdir=false;
if(getidleft(num)-IDs[num].Xstep<=getscrollx())IDs[num].Xdir=true;
if(getidtop(num)+IDs[num].H+IDs[num].Ystep >= wind_h+getscrolly())IDs[num].Ydir=false;
if(getidtop(num)-IDs[num].Ystep<=getscrolly())IDs[num].Ydir=true;
moveidby(num, (IDs[num].Xdir)? IDs[num].Xstep : -IDs[num].Xstep , (IDs[num].Ydir)? IDs[num].Ystep: -IDs[num].Ystep);
}

function getnewprops(num){
IDs[num].Ydir=Math.floor(Math.random()*2)>0;
IDs[num].Xdir=Math.floor(Math.random()*2)>0;
IDs[num].Ystep=Math.ceil(Math.random()*Ymax);
IDs[num].Xstep=Math.ceil(Math.random()*Xmax)
setTimeout('getnewprops('+num+')', Math.floor(Math.random()*Tmax));
}

function getscrollx(){
if(NS4 || NS6)return window.pageXOffset;
if(IE4)return document.body.scrollLeft;
}

function getscrolly(){
if(NS4 || NS6)return window.pageYOffset;
if(IE4)return document.body.scrollTop;
}

function getid(name){
if(NS4)return document.layers[name];
if(IE4)return document.all[name];
if(NS6)return document.getElementById(name);
}

function moveidto(num,x,y){
if(NS4)IDs[num].moveTo(x,y);
if(IE4 || NS6){
IDs[num].style.left=x+'px';
IDs[num].style.top=y+'px';
}}

function getidleft(num){
if(NS4)return IDs[num].left;
if(IE4 || NS6)return parseInt(IDs[num].style.left);
}

function getidtop(num){
if(NS4)return IDs[num].top;
if(IE4 || NS6)return parseInt(IDs[num].style.top);
}

function moveidby(num,dx,dy){
if(NS4)IDs[num].moveBy(dx, dy);
if(IE4 || NS6){
IDs[num].style.left=(getidleft(num)+dx)+'px';
IDs[num].style.top=(getidtop(num)+dy)+'px';
}}

function getwindowwidth(){
if(NS4 || NS6)return window.innerWidth;
if(IE4)return document.body.clientWidth;
}

function getwindowheight(){
if(NS4 || NS6)return window.innerHeight;
if(IE4)return document.body.clientHeight;
}

function init(){
wind_w=getwindowwidth();
wind_h=getwindowheight();
for(i=0; i<floatimages.length; i++){
IDs[i]=getid('pic'+i);
if(NS4){
IDs[i].W=IDs[i].document.images["p"+i].width;
IDs[i].H=IDs[i].document.images["p"+i].height;
}
if(NS6 || IE4){
IDs[i].W=document.images["p"+i].width;
IDs[i].H=document.images["p"+i].height;
}
getnewprops(i);
moveidto(i , Math.floor(Math.random()*(wind_w-IDs[i].W)), Math.floor(Math.random()*(wind_h-IDs[i].H)));
if(NS4)IDs[i].visibility = "show";
if(IE4 || NS6)IDs[i].style.visibility = "visible";
startfly=setInterval('moveimage('+i+')',Math.floor(Math.random()*100)+100);
}}

function hidebutterfly(){
for(i=0; i<floatimages.length; i++){
if (IE4)
eval("document.all.pic"+i+".style.visibility='hidden'")
else if (NS6)
document.getElementById("pic"+i).style.visibility='hidden'
else if (NS4)
eval("document.pic"+i+".visibility='hide'")
clearInterval(startfly)
}
}

if (NS4||NS6||IE4){
window.onload=init;
window.onresize=function(){ wind_w=getwindowwidth(); wind_h=getwindowheight(); }
}

//]]>
</script>

Lihatlah sepasang kupu-kupu beterbangan di blog Anda

Selengkapnya »»

Senin, 17 Mei 2010

MENGUNCI KOMPUTER DENGAN FLASHDISK

Flashdisk menjadi kunci komputer Anda ?? sepertinya layak untuk dicoba

download di sini.


cara penggunaannya :
1. Jalankan aplikasi ID USB Key 1.2
2. Klik generate
3. Liat di flashdisk Anda ( sudah ada key nya )
4. Cabut flashdisk Anda
5. Klik kanan icon yang ada system tray,klik lock computer.

taraaa... komputer anda akan terkunci, cara mengembalikannya ( unlock ) Anda tinggal mencolokkan flashdisk Anda

Selengkapnya »»

SHUTDOWN OTOMATIS

Pernahkah Anda ketiduran pada saat memakai PC/Laptop Anda ? Atau tiba-tiba ada urusan mendadak yang memaksa kita untuk keluar rumah, sementara kita masih mendownload sesuatu ?

Sekarang ada aplikasi shutdown otomatis ciptaan anak negeri, kita dapat mengatur waktu shutdown, shutdown dengan konfirmasi atau tidak serta pengaturan-pengaturan lainnya.

Silahkan klik untuk download

Selengkapnya »»